REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kekeringan di musim kemarau terus menjadi ancaman dalam pelaksanaan musim tanam gadu di Kabupaten Indramayu. Intansi terkait bekerja sama dengan TNI terus berupaya menyelamatkan tanaman padi dari puso (gagal panen).
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako, menjelaskan, potensi kekeringan pada musim tanam tahun ini mencapai 14.689 hektare. Dari jumlah itu, sekitar 8.432 hektare dalam kondisi terancam kekeringan, sedangkan sisanya bisa diselamatkan.
"Untuk lahan (yang terancam kekeringan) sedang kami upayakan untuk diatasi," ujar Firman, saat ditemui usai rapat koordinasi terkait pertanian di Makodim 0616 Indramayu, Senin (29/6).
Firman menyebutkan, dari sekitar 8.432 hektare yang terancam kekeringan itu, sebanyak 634 hektare dalam kondisi terancam kekeringan berat. Adapun lahannya tersebar di sebagian Kecamatan Losarang dan Kandanghaur.
Menurut Firman, lahan tersebut dalam kondisi terancam kekeringan berat karena pengairannya hanya mengandalkan debit air dari bendung Rentang di Kabupaten Majalengka. Sedangkan saat ini, debit air di bendung tersebut terus menyusut hingga dibawah 20 m3/detik.
Selain itu, lahan sebanyak 7.789 hektare dalam kondisi terancam kekeringan ringan. Kondisi tersebut di antaranya tersebar di sebagian Kecamatan Losarang dan Kandanghaur, Kecamatan Cantigi, Pasekan, Kertasemaya, Kedokanbunder, Gabuswetan, Anjatan dan Bongas.
Firman menambahkan, dari 14.689 hektare lahan yang berpotensi kekeringan itu, lahan yang bisa terselamatkan sebanyak 6.263 hektare. Dia mengatakan, penyelamatan dilakukan dengan memanfaatkan air dari kantong-kantong air dan saluran pembuang dengan menggunakan mesin pompa air.