REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengunjungi Belitung dan mengadakan pertemuan dengan Wakil Bupati Belitung Erwandi, Sabtu (27/6). Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas lebih dalam potensi apa saja yang akan dipromosikan kepada calon investor untuk menarik investasi di Belitung.
Kunjungan tersebut juga menindaklanjuti instruksi Presiden Jokowi untuk mengarahkan investasi ke Belitung.
“Yang menjadi bahasan utama dalam pertemuan ini yaitu adanya rencana pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), pengembangan investasi di Kawasan Industri Belitung, dukungan infrastruktur, kesiapan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T), serta terkait isu keamanan,” jelas Franky dalam siaran pers, Ahad (28/6).
Franky menambahkan, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, ada 33 rencana pembangunan infrastruktur di Bangka Belitung. Secara rinci, 6 proyek sektor Ketenagalistrikan, 2 proyek sektor Perhubungan udara, 5 proyek sektor ASDP, 2 proyek sektor Telekomunikasi dan Informatika, 2 proyek sektor Sumber Daya Air, 6 proyek sektor Jalan, serta 10 proyek sektor Perhubungan Laut.
Selain itu, Bangka Belitung menjadi bagian Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 6 bersama dengan Jambi dan Palembang. Kawasan Tanjung Kelayang di provinsi tersebut termasuk dalam pengembangan KSPN dan akan diusulkan ke Kementerian Pariwisata menjadi salah satu dari 10 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Belitung, Sabtu (20/6), Presiden Jokowi memerintahkan Menko Perekonomian dan Kepala BKPM untuk mendorong investasi ke Belitung. Menurut data BKPM, Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi selalu meningkat sejak 2012–2014. Realisasi investasi tahun 2012 tercatat Rp 1,06 triliun, tahun 2013 Rp 1,67 triliun dan realisasi tahun 2014 Rp 1,73 triliun.
“Sedangkan, realisasi investasi kuartal I – 2015 terhitung sebesar Rp 287,22 miliar dan akan terus kita tingkatkan dengan menggali potensi investasi di Bangka Belitung,” tambah Franky.
Sektor utama investasi PMDN di Bangka Belitung diantaranya listrik, gas, dan air; transportasi, gudang, dan telekomunikasi; tanaman pangan dan perkebunan; perdagangan dan reparasi; hotel dan restoran. Sedangkan sektor investasi utama untuk PMA yaitu: tanaman pangan dan perkebunan, industri makanan, pertambangan, listrik, gas, dan air dan industri kayu. Selama 2010 – 2014, investor PMA utama berdasarkan negara di Provinsi Bangka Belitung adalah Malaysia, Singapura, Inggris, Korea Selatan dan Mauritius.
BKPM juga mencatat minat investasi sepanjang periode Oktober 2014-Mei 2015 sebesar 151,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 196,43 triliun. Minat investasi itu diharapkan segera masuk dalam pengajuan izin prinsip ke BKPM. Minat tersebut mencakup tujuh sektor yang menjadi fokus BKPM yaitu kelistrikan, hilirisasi pertanian, maritim, industri padat karya, industri substitusi impor, hilirisasi produk tambang dan infrastruktur. Minat investasi tersebut berasal dari Jepang 10,91 miliar dolar AS, Korea Selatan 42,36 miliar dolar AS, Singapura 185 juta dolar AS, Taiwan 294 juta dolar AS, Australia 353,2 juta dolar AS, Amerika Serikat 2,34 miliar dolar AS, dan negara-negara Eropa sebesar 11,43 miliar dolar AS.