Jumat 26 Jun 2015 23:53 WIB

Demi Akselerasi Industri, Kemenperin Rangkul Pakar dan Pelaku Usaha

Menteri Perindustrian, Saleh Husin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Perindustrian, Saleh Husin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor industri mampu tumbuh 5,21 persen pada kuartal I 2015 dan capaian itu lebih  tinggi  dari  pertumbuhan  ekonomi  4,71 persen. Untuk menggenjot pertumbuhan lebih tinggi sekaligus memperdalam struktur industri, Kementerian Perindustrian memperkuat koordinasi dengan pelaku usaha dan terbuka pada masukan para pakar ekonomi.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan hal itu usai membuka Rapat Sinkronisasi Kebijakan Bidang Perindustrian dengan Dunia Usaha di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (26/6).

"Forum dialog seperti ini menjadi kesempatan kita mendapat masukan dari perspektif yang lebih. Luas. Jadi, nanti ada pemikiran-pemikiran konstruktif untuk industri nasional," kata Menperin Saleh Husin.

Menperin menegaskan, tahapan diskusi selanjutnya akan terus dilakukan. Pihaknya membuka peluang adanya sinkronisasi antara kajian dan analisis para pakar, pelaku usaha, BUMN dan Kemenperin.

Menperin memaparkan, pihaknya sangat terbuka dan merangkul  pelaku usaha, baik BUMN dan swasta. "Kan mereka yang mengalami masalah di lapangan. Nantinya, kita juga lakukan sinkronisasi dengan kementerian lain supaya selaras," ujarnya.

Target sinkronisasi, sebut Menperin, misalnya tentang harga energi baik listrik dan gas untuk kalangan industri. Harga yang lebih ekonomis diyakininya mampu menggenjot daya saing industri nasional. "Juga soal dwelling time yang kemarin menjadi sorotan Presiden," ulas Saleh.

Prospek industri pengolahan diyakini mampu menarik investasi. Pasalnya Indonesia merupakan produsen produk pertanian utama dengan komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kakao, karet, dan rotan.

Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia dengan produksi minyak sawit (CPO dan CPKO) pada tahun 2014 mencapai 31 juta ton, kakao sekitar 0,45 juta ton ,kelapa sekitar 3,3 juta ton dan karet sekitar 3,23 juta ton.  

Indonesia juga merupakan produsen migas, mineral logam dan batubara terbesar dunia dengan produksi minyak bumi pada tahun 2014 sebesar 825 ribu barel per hari, gas bumi sebesar 7.039 british thermal unit per hari, batubara sebesar 97 juta ton dan sumber pemasok utama nikel dunia dengan produksi 60 juta ton, bauksit sebesar 56 juta ton dan besi sebesar 19 juta ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement