REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk BBM jenis Pertalite yang akan diluncurkan oleh PT Pertamina (persero) pasca Lebaran Juli tahun ini akan dipasarkan tanpa subsidi dari pemerintah. Produk baru ini dibandrol dengan harga di bawah Rp 8.500, di bawah harga jual Pertamax.
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menjelaskan, Pertalite diedarkan tanpa subsidi sebagai tambahan opsi bagi pelanggan atas produk Pertamax dan Premium yang selama ini paling banyak digunakan pelanggan.
"Pertalite nonsubsidi. Penetapan harganya tentu sama seperti dengan kompetitor kita, badan usaha lain yang memiliki produk non subsidi. Secara simpel ya produk ini nantinya akan dipasarkan dengan mekanisme penetapan harga sama seperti Pertamax series," jelas Wianda, Kamis (25/6).
Mengenai besaran volume, Wianda mengaku belum pasti. Dia mengatakan, Pertamina masih akan fokus pada pemenuhan kebutuhan stok BBM untuk Lebaran mendatang.
"Volume belum tahu. Kita saat ini fokus pada lebaran dulu. Yang arus mudik dan arus balik. Baru habis itu kita lihat kebutuhan di lapangan," ujarnya.
Mengenai kesiapan di lapangan, Wianda melanjutkan, Pertamina telah menyiapkan dispenser khusus Pertalite di sejumlah SPBU. Hanya saja, dia memastikan bahwa peluncuran Pertalite tidak akan mengganggu stok untuk Premium.
"Kita ga mau mengurangi volume produk yang sudah ada di SPBU. Kita lihat yang sales paling rendah apa. Misal solar yang paling rendah sales nya, ya dispenser solar kita gunakan salah satunya untuk Pertalite. Itu saja. Premium tetap volumenya," lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja menyatakan bahwa Pertamina memang sudah beres perizinannya. "Tinggal kesiapan Pertamina di lapangan diserahkan kepada Pertamina," ujarnya.