REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan ada sekitar 400 ribu ton beras miskin (raskin) berkualitas buruk yang beredar di masyarakat. Ia meminta Perum Bulog untuk melakukan penyisiran dan menarik beras tak layak konsumsi tersebut.
"Diharapkan ini segera disisir, kemudian yang betul-betul tidak layak konsumsi Bulog diharapkan memusnahkan beras-beras itu," katanya usai mengikuti rapat terbatas soal perbaikan kebijakan program raskin di Kantor Presiden, Senin (22/6).
Khofifah juga meminta Bulog menerapkan mekanisme first in first out dalam penyimpangan beras di gudang. Dia menjelaskan, beras yang dibeli pemerintah untuk program raskin sebenarnya berkualitas medium.
Namun, pada faktanya di lapangan banyak ditemukan raskin berkualitas buruk. Ada yang warnanya menghitam, berjamur dan berkutu. Khofifah menduga, beras itu adalah raskin stok lama yang baru didistribusikan.
"Biasanya beras itu warnanya berubah kalau sudah lewat setahun. Oleh karena itu kapan beras itu datang masuk ke gudang, itupula yang seyogyanya didahulukan dikeluarkan," kata mantan menteri pemberdayaan perempuan tersebut.
Menurut Khofifah, total kebutuhan raskin dalam setahun mencapai 2,78 juta ton, atau setara dengan Rp 18,9 triliun. Berdasarkan laporan dari Bulog, cadangan raskin aman sampai Oktober mendatang.
"Artinya proses pembelian beras pada petani ini terus berjalan," ujarnya.