REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan sejumlah antisipasi menghadapi kedatangan El-Nino di 2015 sembari menjaga pasokan beras tetap aman. Bahkan, menteri terkait pun menegaskan tak perlu impor karena pasokan beras yang berlimpah, yakni tersedia 1,4 juta ton
"Posisinya aman sampai dengan 6 bulan ke depan," tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Kamis (18/6). Demikian juga untuk Jawa Barat, kata dia, stok Perum Bulog 187 ribu ton aman untuk kebutuhan lima bulan ke depan. Hingga saat ini pun, Perum Bulog masih terus mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras untuk memupuk stok bahkan menetapkan target serap beras petani sebanyak dua juta ton dalam kurun waktu dua bulan.
Berdasarkan rata-rata lima tahun luas terkena kekeringan, terdapat 190 ribu hektare lahan kekering sementara yang puso 28 ribu hektare. Dengan kondisi tersebut, ia telah menyediakan 4.180 unit pompa guna mengantisipasi ancaman kekeringan lahan 2015. Dibentuk pula Tim Penanganan Kekeringan dengan tugas melakukan identifikasi lokasi kekeringan dan pengamanan tanaman dari kekeringan serta mengoptimalkan bantuan pompa yang telah didistribusikan.
Sementara itu, Perusahaan Konsultan Ekonomi dan Bisnis Ramah Lingkungan Indonesia Green Investment cooperations (IGIco) Advisory dalam sebuah paparan justru merekomendasikan dibuka keran impor untuk mengantisipasi El-Nino.
"Pemerintah seharusnya sudah memiliki cadangan impor, khususnya beras dari negara Asean yang bias didatangkan saat ada kebutuhan," kata Chief Economist IGIco Advisory Martin Panggabean dalam paparan Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015 terkait El-Nino.
Untuk pertanian, lanjut dia, isu yang dihadapi bukan hanya ketahanan pangan melalui produksi, namun juga ketahanan pangan untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, di samping mengupayakan pengurangan peranan spekulan yang mengganggu usaha pemerintah dalam menekan inflasi, pemerintah perlu sesegera mungkin membuat tata niaga produk pertanian yang efisien di tengah tren pelemahan harga komoditas pangan di pasar global.