Rabu 17 Jun 2015 17:32 WIB

Agustus, ATM Bank BUMN Bakal Jadi Satu, Ini Keuntungannya

Rep: c87/ Red: Dwi Murdaningsih
ATM Bersama
ATM Bersama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Konsolidasi anjungan tunai mandiri (ATM) bank-bank BUMN segera terwujud tahun ini. Perkawinan bisnis antara bank-bank pelat merah tersebut diperkirakan akan membuat efisiensi biaya operasional mencapai 75 persen. Empat bank tersebut yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN akan berkonsolidasi ATM yang diberi nama ATM Link.

Senior EVP Transaction Banking Bank Mandiri Rico Usthavia Frans mengatakan, Kementerian BUMN berharap bank-bank BUMN berkoordinasi dengan baik dalam konsolidasi tersebut. Dia menyebutkan investasi Bank Mandiri untuk pengadaan mesin ATM mencapai 2.000-4.000 unit per tahun. Tahun ini, Bank Mandiri melakukan pengadaan mesin ATM sebanyak 3.500 unit.

Dia merinci, setiap satu mesin ATM, biaya operasional per bulan mencapai Rp 16 juta, yang paling mahal adalah biaya pengisian uang. Sedangkan biaya pengadaan mesin ATM mencapai 7.000 dolar AS.

"Kalau ATM dipakai satu bank, perusahaan harus mengeluarkan 7.000 dolar AS. Jika bersama-sama akan lebih efisien. Gampangnya, ongkosnya dibagi empat. Operasional efisien 75 persen," jelas Rico dalam diskusi bersama media di kawasan SCBD Jakarta, Rabu (19/6).

Jika bank-bank BUMN berinvestasi sendiri-sendiri maka pertumbuhan ATM akan lebih lambat dibandingkan investasi bersama-sama. Bank Mandiri saat ini memiliki 15.444 unit mesin ATM. Jika ditambah dengan pengadaan tahun ini menjadi 17.544 unit mesin ATM pada akhir tahun. Dengan rincian 3.500 mesin termasuk untuk mengganti mesin lama yang sudah tidak layak, sehingga netnya nambah 2.000 unit.

Jika telah berkonsolidasi, nasabah yang datang ke ATM tersebut akan lebih mempercepat pertumbuhan ATM. Jika tiap bank nyumbang 2.000 mesin ATM per tahun, kecuali BTN dihitung 500 mesin misalnya, maka bisa nambah 6.500 tiap tahun. Jumlah transaksi ideal 10.000 transaksi per mesin ATM per bulan juga bisa ditingkatkan. Saat ini transaksi rata-rata ATM Bank Mandiri sekitar 7.500 transaksi per bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement