Rabu 17 Jun 2015 17:17 WIB

Pemerintah Dinilai Perlu Antisipasi Dampak El Nino

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Yudha Manggala P Putra
EL Nino
Foto: Antara
EL Nino

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai perlu segera membentuk tim task force antar kementerian untuk mengantisipasi dampak El Nino terhadap perkembangan ekonomi nasional. Karena El Nino yang terjadi saat ini diprediksikan cukup fenomenal dan  berada di peringkat terburuk ke 4-5 sepanjang dua dekade.

 

Kepala Ekonom IGICo Advisory Martin Panggabean mengatakan pihaknya telah melakukan analisa terhadap indikator El-Nino selama 20 tahun kebelakang, sejak tahun 1995. Menurut dia, dampak El Nino terasa pada tahun 1997/98, 2002/03, 2004/05, 2009/10, dan 2014/15‎.

Martin menyarakan agar pemerintah melakukan beberapa hal guna mengantisipasi dampak El Nino. Kementerian teknis (Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup, serta Kelautan dan Perikanan) perlu memperhatikan bahwa dampak El Nino kali ini akan diperparah oleh kondisi pemanasan global yang terus terjadi. "Kombinasi Global Warming dan El Nino ini yang perlu diwaspadai," ujarnya, Rabu (17/6).  ‎

Dengan demikian, pembentukan task force yang bersifat temporer tidaklah memadai. Perlu dibuat lebih permanen antar kementerian dan antar-daerah untuk segera mengantisipasi dan menyiapkan tindakan khusus, termasuk impor beras.

Pemerintah juga perlu melakukan upaya khusus untuk tanaman pangan. Dia berharap rencana membangun waduk  segera direalisasikan agar dapat meningkatkan produktivitas tanaman pangan. Memang membangun waduh membutuhkan waktu tidak sebentar.

"Tapi kalau sudah terealisasi dapat mengurangi dampak El Nino yang akan datang," ucapnya.

Di bidang pertanian, masalah yang dihadapi bukan hanya ketahanan pangan melalui produksi, namun juga ketahanan pangan untuk kesejahteraan masyarakat. Kementerian Perdagangan dan BULOG perlu segera mungkin membuat tataniaga produk pertanian yang efisien di tengah tren pelemahan harga komoditas pangan di pasar global.

Selain itu juga berupaya mengurangi peranan spekulan yang mengganggu usaha pemerintah dalam menekan inflasi.‎ "Bahkan bila diperlukan sudah memiliki ‘cadangan’ impor, khususnya beras dari negara Asean yang bisa didatangkan saat ada kebutuhan," ucap dia.

 

El Nino juga akan mempengaruhi pasar pangan global terutama di negara-negara wilayah tropis di Samudera Pasifik, seperti India, Filipina, Brazil, Indonesia dan lainnya. Untuk itu perlu diwaspadai tren harga komoditas pangan global. Karena setiap kejadian El Nino selalu berdampak pada kenaikan harga sekitar 5-10 persen.

"Dan akibat dari kenaikan harga pangan tersebut biasanya berdampak terhadap naiknya inflasi dikisaran 5-7 persen," ucap Martin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement