Selasa 16 Jun 2015 21:27 WIB

Bank Mandiri Hibahkan Penyuling Air Bersih ke 30 Desa di Bengkalis, Riau

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
Nasabah melakukan transaksi melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Mandiri di Jakarta, Ahad (22/6).
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Nasabah melakukan transaksi melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Mandiri di Jakarta, Ahad (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, RIAU – Bank Mandiri menyerahkan bantuan alat penyuling air kepada 30 desa di Kecamatan Bangkalis, Riau, Selasa (16/6).

Penyerahan bantuan senilai Rp 690 juta tersebut dilakukan oleh Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar kepada perwakilan warga Desa Parit Bangkong serta disaksikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Daerah tersebut dipilih karena terdapat sekitar 500 kepala keluarga warga desa Parit Bangkong tengah mengalami krisis air bersih. Hal itu disebabkan buruknya kualitas air yang ada serta terbatasnya akses untuk mendapatkan air bersih yang murah. Sedangkan beberapa sumur bor yang ada juga telah mengalami kerusakan.

Royke Tumilaar berharap keberadaan alat penyuling air bertenaga listrik itu dapat membantu menyelesaikan permasalahan krisis air bersih di wilayah tersebut. Sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

"Bantuan ini merupakan realisasi kepedulian sosial kami kepada masyarakat Riau. Kami berharap alat ini dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik agar tetap dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat," ungkap Royke.

Alat penyuling tersebut merupakan kreasi Professor I Gede Wenten, pakar teknologi membran dari ITB. Alat itu mampu menyuling 2.000 liter air kotor per jam menjadi air bersih siap minum.

Alat tersebut memanfaatkan membran ultrafiltrasi (UF) yang mampu menghilangkan unsur koloid, bakteri, virus dan semua partikel yang dapat menyebabkan kekeruhan dalam air. Namun alat penyuling tetap menjaga kandungan mineral penting di dalam air.

Alat penyuling juga dilengkapi dengan unit karbon aktif yang dapat menghilangkan bau dan mikroorganisme terlarut dalam air yang tidak dapat tersaring oleh membran UF. Sehingga dapat meningkatkan kualitas air bersih yang dihasilkan.

Melalui bantuan alat penyuling tersebut, kata Royke, Bank Mandiri juga ingin mendukung kreativitas anak bangsa dalam mencari solusi permasalahan sosial yang ada, seperti krisis air bersih.

Royke menjelaskan penyerahan hibah tersebut merupakan bagian dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank Mandiri. Adapun implementasi program PKBL tersebut dilaksanakan melalui tiga pilar utama. Yakni Pembentukan komunitas mandiri melalui pelaksanaan program Mandiri Bersama Mandiri. Tujuannya untuk membina kelompok masyarakat/komunitas secara terintegrasi dalam hal kapasitas, infrastruktur, kapabilitas dan akses.

Kemudian, pencapaian kemandirian edukasi dan kewirausahaan dicapai dengan melaksanakan program Wirausaha Mandiri dan Mandiri Peduli Pendidikan. Tujuannya untuk menciptakan pemimpin di masa depan yang siap dengan persaingan global.

Pilar yang terakhir adalah Financisl Literacy yang merupakan program edukasi masyarakat terkait pengelolaan keuangan. Tujuannya untuk mewujudkan masyarakat yang sadar perencanaan keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement