REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Harga pangan yang terus melonjak di Mesir mengakibatkan negara tersebut mengalami inflasi tertinggi sejak lima tahun terakhir.
Survey terakhir menunjukkan bahwa pada Mei lalu, Mesir mengalami inflasi sekitar 13,11 persen. Jauh lebih tinggi bila dibandingkan pada bulan sebelumnya yang hanya sebanyak 10,96 persen.
Para ekonom Mesir mengatakan inflasi terjadi karena pemerintah memangkas subsidi energi pada Juli, sehingga harga bahan pokok dan pangan melonjak drastis hingga 78 persen.
"Sebagian besar kenaikan inflasi didorong dari kenaikan harga sayuran dan buah-buahan," ujar Ekonom Senior Mesir Hany Farahat dikutip dari Ahram Online, Kamis (11/6).
Farahat menjelaskan bahwa guncangan harga pangan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran begitu terasa di minggu-minggu terakhir. Ia melihat pemerintah tidak siap melakukan antisipasi dalam menetapkan peraturan harga pangan di pasaran.
Selain itu, Farahat juga menilai faktor buruknya cuaca di negara-negara pemasok bahan pangan seperti Libya turut menjadi pendukung naiknya harga di pasaran.
Akan tetapi inflasi yang begitu besar saat ini, kata Farahat, tidak perlu terlalu dikhawatirkan selagi beberapa bulan ke depan pemerintah melakukan langkah antisipasi.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi negara piramida ini tengah jalan di tempat dengan angka 3 persen pada paruh kedua fiskal 2014-2015. Jauh lebih rendah bila dibandingkan 5,6 persen pada semester pertama tahun ini.