Rabu 10 Jun 2015 11:09 WIB

OJK: Kegiatan Literasi Berbasis Komunitas Terbukti Efektif

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA ---  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kegiatan literasi keuangan berbasis komunitas masyarakat cukup efektif.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menjelaskan dari beberapa program literasi keuangan yang sudah dijalankan OJK bersama industri jasa keuangan dan berbagai lembaga, kegiatan literasi keuangan yang berbasis komunitas masyarakat (community based) terlihat efektif. Karena berawal dari kesamaan paham, kepentingan, pandangan dan tujuan.

“Program berbasis komunitas ini tidak hanya tentang mendidik masyarakat mengenai sektor keuangan, tetapi juga membawa sektor keuangan lebih dekat dengan mereka sehingga akan sejalan dengan program inklusi keuangan juga,” kata Muliaman dalam seminar internasional literasi keuangan di Nusa Dua Bali, Selasa (9/6)

Untuk itu, OJK ke depan akan memperbanyak kerjasama dengan berbagai kalangan masyarakat khususnya Pemerintah Daerah untuk menjalan program literasi keuangan. Selain itu, mensinergikan kegiatan ini dengan program penyaluran bantuan Pemerintah ke masyarakat.

Muliaman juga menjelaskan pentingnya inovasi dalam mengejar cita-cita program melek finansial nasional. Hal itu membutuhkan upaya khusus untuk mengubah perilaku masyarakat yang sangat beragam secara perilaku dan dan budaya.

“Tidak mungkin ada satu program yang bisa cocok untuk digunakan di semua kalangan masyarakat, karena banyak aspek yang harus dipertimbangkan seperti tingkat pengetahuan, pendidikan dan latar belakang budaya setiap masyarakat,” jelasnya.

Hasil survei nasional literasi keuangan yang diselenggarakan OJK secara umum menunjukan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 21,8 persen dengan tingkat inklusi sebesar 59,7 persen. Adapun indeks literasi masyarakat golongan C,D, dan E (masyarakat berpenghasilan rendah/low income) sebesar 18,71 persen. Survei dilakukan pada tahun 2013 di 20 provinsi dengan jumlah responden sebanyak 8.000 orang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement