Selasa 09 Jun 2015 14:47 WIB

Tutup Tahun, Mandiri Sekuritas Prediksi IHSG 4.500

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Karyawan melintas didepan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Karyawan melintas didepan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandiri Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan di level 4.500 pada tutup tahun ini. Alasannya, ekonomi melambat lebih dalam, kinerja emiten tak sesuai valuasi, dan faktor global.

Kepala Riset Saham Mandiri Sekuritas John D Rahmat mengatakan, pihaknya menurunkan rating Indonesia ke underweight dari netral dan target IHSG akhir tahun ke 4.500 dari sebelumnya 5.450 karena tiga alasan.

Alasannya, ekonomi yang melambat lebih dalam dari yang di perkirakan, kinerja perusahaan tercatat (emiten) yang tidak sesuai dengan valuasi saat ini, dan faktor global yang membawa risiko penurunan tambahan.

IHSG kemarin tertekan hingga 85,58 poin atau melemah 1,7 persen di level 5.014,992.

Menurut John, banyak ekonom masih mengharapkan ekonomi Indonesia  rebound di semester II 2015, berkat besarnya pengeluaran pemerintah dan proyek infrastruktur proyek yang akan di mulai. Namun, baik negara maupun pendanaan sektor swasta untuk pembangunan infrastruktur cenderung lebih rendah dari harapan.

Sementara itu, daya beli konsumen juga kemungkinan tertekan oleh kenaikan harga minyak, menurunnya pendapatan di sektor perkebunan dan pertambangan serta inflasi yang lebih tinggi.

"Akan sulit bagi perekonomian untuk tumbuh sebesar lima persen atau lebih jika kedua faktor ini mengecewakan dalam pandangan kami," kata dia, Selasa (9/6).

Pada akhirnya, kata dia, tingkat valuasi saat ini tidak akan tumbuh berkelanjutan. Sepanjang 2014, jumlah perusahaan yang membukukan pendapatan lebih rendah dari perkiraan konsensus secara konsisten lebih tinggi, daripada mereka yang mengalahkan perkiraaan konsensus. Kesenjangan ini melebar secara substansial di 1Q15 dengan risiko lebih besar yang akan datang.

Dia melanjutkan, sementara pihaknya percaya Fed Fund Rate tidak akan mulai naik sampai 2016, tetapi ada kemungkinan bahwa gelombang lain takut kenaikan akan menelan mata uang emerging market dan penilaian ekuitas akhir tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement