Senin 30 Sep 2024 17:47 WIB

IHSG Amblas! Turun Sampai 2,2 Persen, Ini Penyebabnya

IHSG ditutup melemah 168,98 poin atau 2,20 persen ke posisi 7.527,93.

Karyawan mengamati layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan mengamati layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (30/9/2024) sore ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 168,98 poin atau 2,20 persen ke posisi 7.527,93. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 21,01 poin atau 2,19 persen ke posisi 938,92.

“Bursa regional Asia bergerak mixed (variatif), pelaku pasar tampaknya mencermati sentimen pasar keuangan," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Senin (30/9/2024).

Baca Juga

Dari Jepang, pelaku pasar menantikan arah kebijakan dari Perdana Menteri baru, yang mana mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishib meraih kemenangan dalam pemilihan Partai Demokrat Liberal pada Jumat lalu dan akan menggantikan Fumio Kishida sebagai Perdana Menteri Jepang.

Pelaku pasar menantikan arah dan pandangan dari Perdana Menteri baru tersebut, yang mana sebelumnya Shigeru Ishib yang kritis terhadap kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) dan sebelumnya beliau menyampaikan bahwa bahwa kebijakan harus tetap akomodatif karena kondisi ekonomi saat ini.

Dari China, bank sentral China (PBoC) kembali memberikan stimulus tambahan dengan menginstruksikan bank-bank komersial untuk menurunkan suku bunga pada semua kredit perumahan yang ada dan ini bertujuan untuk meringankan beban keuangan rumah tangga di tengah-tengah perlambatan ekonomi.

Dari dalam negeri, pasar tampaknya masih terbebani oleh stimulus agresif dari China, sehingga menekan pasar keuangan dalam negeri. Aksi stimulus China secara jangka pendek tentunya memberikan daya tarik investor asing untuk berinvestasi ke China sehingga ini akan terjadi capital outflow.

Berdasarkan catatan dari Bank Indonesia (BI) untuk periode 23-26 September 2024 di mana aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik mencapai Rp9,73 triliun.

BI mengungkapkan nilai tersebut terdiri dari aliran modal asing keluar bersih di pasar saham Rp2,88 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) Rp1,30 triliun, dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp5,55 triliun. Sehingga ini akan memberikan dampak premi risiko investasi mengalami kenaikan.

Dibuka melemah, IHSG betah ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat dengan sektor transportasi & logistik paling tinggi yaitu 0,78 persen, diikuti sektor barang baku yang naik sebesar 0,29 persen.

Sedangkan sembilan sektor terkoreksi dimana sektor energi turun paling dalam yaitu minus 1,74 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor barang infrastruktur yang masing-masing minus 1,71 persen dan minus 1,49 persen.

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KIOS, PKPK, BOBA, BRMS, dan PYFA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni PMMP, MLPL, TOBA, BREN dan LABA.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.365.560 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 24,38 miliar lembar saham senilai Rp 17,09 triliun. Sebanyak 202 saham naik, 383 saham menurun, dan 216 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 1.910,00 poin atau 4,80 persen ke 37.919,60, indeks Hang Seng menguat 501,37 poin atau 2,43 persen ke 21.133,67, indeks Shanghai menguat 248,96 poin atau 8,06 persen ke 3.336,50, dan Indeks Straits Times menguat 11,92 poin atau 0,33 persen ke 3.585,29.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement