REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Pasar Uang dari PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova menyatakan, sektor manufaktur sangat rentan terhadap gejolak kurs. Sehingga pelemahan rupiah sangat mempengaruhi kinerjanya.
Ia menjelaskan, saat ini permintaan ekspor menurun sedangkan kebutuhan impor untuk bahan baku meningkat. "Sementara dari sisi bahan bakunya sudah naik dulu karena ketergantungan pada impor dan pelemahan rupiah juga," jelasnya saat dihubungi, Selasa, (2/6).
Menurutnya tak heran bila PHK banyak terjadi di beberapa sektor industri, sebab kinerja industri turut melemah. Maka Rully menegaskan, pemerintah perlu mengantisipasi pemutusan kontrak kerja terhadap buruh tersebut.
"Salah satunya dalam jangka panjang dan menengah, bisa melalui sudah tentu menstabilkan pasar keuangan atau valas," tuturnya. Ia menambahkan, mengintervensi langsung pasar valas dilakukan, agar perekonomian tak melemah terlalu dalam.
Hanya saja, Rully tak memungkiri bila dalam waktu dekat rupiah sulit menguat, karena dipengaruhi faktor eksternal. "Penguatan dolar terus berlanjut dan mempengaruhi mata uang di dunia, jadi sulit bagi rupiah untuk menguat," ungkapnya.