Senin 01 Jun 2015 14:06 WIB

Bank Bukopin Terbitkan Obligasi Subordinasi Senilai Rp 1 Triliun

Rep: c87/ Red: Satya Festiani
Dirut PT Bank Bukopin Tbk Glen Glenardi (2kiri) bersama jajaran direksi berbincang usai melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa ( RUPST & LB) di Jakarta, Kamis (28/5).
Foto: Republika/Prayogi
Dirut PT Bank Bukopin Tbk Glen Glenardi (2kiri) bersama jajaran direksi berbincang usai melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa ( RUPST & LB) di Jakarta, Kamis (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Bukopin Tbk (Kode Emiten: BBKP) menawarkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan (subdebt) II Tahap I Tahun 2015 senilai maksimal Rp 1 triliun pada Senin (1/6). Langkah tersebut merupakan bagian dari rencana ekspansi bisnis yang disiapkan Perseroan.

 

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap I tersebut diterbitkan dengan tenor 7 tahun terhitung sejak tanggal emisi dan telah mendapatkan rating idA- (Single A minus, Stable Outlook) dari lembaga pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Adapun tingkat bunga (kupon obligasi) akan ditentukan setelah periode book building berakhir pada 15 Juni 2015.

 

“Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahun 2015 Tahap I kami tawarkan senilai sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun dari total Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II yang kami ajukan, yaitu sebesar maksimal Rp 2 triliun,” ujar Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi di Jakarta, Senin (1/6).

 

Aksi korporasi tersebut melibatkan PT Danareksa Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Wali Amanat.

 

Glen Glenardi menjelaskan, dana hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini akan dipergunakan oleh Perseroan untuk pengembangan pembiayaan sekaligus sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan serta untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang.

 

Dengan struktur permodalan yang lebih kuat, Perseroan akan lebih leluasa dalam menjalankan ekspansi bisnis. Termasuk untuk pengembangan bisnis di wilayah Indonesia bagian Timur.

 

Hingga akhir 2014, Bank Bukopin masuk dalam kategori BUKU 3 dengan modal inti sebesar Rp 5,6 triliun. Bank Bukopin akan terus mendorong pertumbuhan bisnis di atas rata-rata dengan mempertajam fokus bisnis pada segmen-segmen unggulan.

“Kami akan memperkuat bisnis pada segmen ritel dengan tetap menjaga tren pertumbuhan pada segmen komersial yang menjadi penyeimbang,” imbuh Glen Glenardi.

Apabila rencana penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2015 dapat berjalan dengan baik, lanjutnya, aset Perseroan diproyeksikan dapat tumbuh sebesar 14-15 persen per tahun. Kredit diproyeksikan meningkat 15-16 persen, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 14-16 persen dan laba tumbuh 15-16 persen.

Dana hasil penjualan obligasi tersebut diharapkan dapat menjaga posisi permodalan (CAR) Perseroan pada kisaran 14,7 - 15,6 persen. Sampai dengan akhir tahun 2014 Bank Bukopin membukukan pertumbuhan kredit sebesar 14,04 persen menjadi Rp 55,3 triliun dan DPK tumbuh 17,14 persen menjadi Rp 65,4 triliun.

 

Penyaluran kredit Bank Bukopin pada segmen ritel hingga akhir tahun 2014 tercatat berkontribusi sebesar 62,36 persen yang terdiri dari kredit UKM, Mikro dan Konsumer. Sedangkan pada segmen komersial kredit sebesar 37,64 persen dari total kredit yang disalurkan Perseroan.

 

Dari sisi pendapatan, hingga akhir 2014 pendapatan bunga Perseroan tumbuh 19,22 persen menjadi Rp 7,1 triliun. Pendapatan jasa (fee based income) tumbuh 20,25 persen menjadi Rp 945 miliar. Pencapaian tersebut mendorong pencapaian laba bersih pada akhir tahun 2014 menjadi Rp 726,81 miliar dan aset Bank Bukopin tumbuh 13,81 persen menjadi Rp 79,1 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement