Senin 25 May 2015 19:02 WIB

BKPM dan KJRI Osaka Sepakati Sinergi Tarik Investor Jepang

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penyederhanaan Perizinan Penanaman Modal: Kepala BKPM Franky Sibarani menggelar konferensi pers, Jakarta, Selasa (7/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Penyederhanaan Perizinan Penanaman Modal: Kepala BKPM Franky Sibarani menggelar konferensi pers, Jakarta, Selasa (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani melakukan roadshow pemasaran investasi di Jepang, dengan bertemu Konsulat Jenderal (Konjen) RI Osaka, Wisnu Edi Pratignyo, di Osaka, Jepang, Ahad malam (24/5) waktu setempat. Dalam pertemuan tersebut, BKPM dan KJRI Osaka menyepakati sinergi untuk menarik investor Jepang yang berada di wilayah Osaka dan sekitarnya, terutama sektor maritim.

“Dalam pertemuan, Bapak Konjen menceritakan tentang besarnya minat investor Jepang di wilayah Osaka dan sekitarnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya di sektor perikanan dan galangan kapal. BKPM, melalui perwakilan yang ada di Tokyo akan mengintensifkan koordinasi untuk memfasilitasi investor-investor tersebut untuk dapat segera berinvestasi di Indonesia,” jelas Franky dalam siaran pers, Senin (25/5).

Franky menambahkan, perwakilan BKPM di Tokyo dan KJRI Osaka sepakat akan rutin menggelar semacam  investor forum maupun kunjungan kepada investor di wilayah Osaka dan sekitarnya yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modal di Indonesia.

“Selama ini, investor wilayah Osaka yang mencari informasi potensi investasi di KJRI Osaka senantiasa diarahkan ke perwakilan BKPM di Tokyo. Ke depan, kami merencanakan untuk proaktif jemput bola mendatangi investor yang ada di Osaka dan sekitarnya,” tambah Franky.

Menurut data BKPM, minat investasi Jepang ke Indonesia yang sedang didorong untuk segera memasuki tahap pengajuan Izin Prinsip sebesar 10,89 miliar dolar AS dari sektor kelistrikan, maritim, pertanian, industri padat karya, dan substitusi impor. Sementara, minat investasi yang sedang didorong untuk segera memasuki realisasi konstruksi sebesar 4,9 miliar dolar AS dan Rp 38,01 triliun. Jumlah tersebut termasuk minat investasi yang disampaikan saat kunjungan Presiden Jokowi ke Jepang pada akhir Maret 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement