Kamis 14 May 2015 07:10 WIB

Harga Minyak Dunia Turun

Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak global merosot pada Rabu waktu setempat atau Kamis (14/5) pagi WIB. Meskipun persediaan minyak mentah AS turun jauh lebih besar dari perkiraan, adanya pelambatan di kilang mengangkat kekhawatiran tentang kekuatan permintaan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, merosot 25 sen menjadi berakhir pada 60,50 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent North Sea untuk Juni, patokan global, ditutup pada 66,81 dolar AS per barel, turun lima sen dari hari Selasa.

Departemen energi AS (DoE) mengatakan stok minyak mentah turun 2,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 8 Mei menjadi 484,8 juta barel, tingkat tertinggi untuk saat ini setidaknya dalam 80 tahun terakhir. Ini kali kedua pekan berturut-turut menurun setelah empat bulan stok meningkat tanpa gangguan, dan jauh lebih besar dari penurunan 250.000 barel yang diperkirakan oleh para analis.

Sementara itu, produksi minyak mentah AS naik 5.000 barel per hari selama pekan tersebut menjadi 9,374 juta barel per hari. Perhatian terpusat pada pelambatan tak terduga di kilang, beroperasi pada 91,2 persen dari kapasitas dibandingkan dengan 93,0 persen pada pekan sebelumnya, meskipun AS mendekati musim mengemudi liburan musim panas pada akhir Mei.

Badan Energi Internasional (IEA), dalam laporan bulanan pasar minyaknya yang dipantau secara seksama, mengatakan pada Rabu bahwa pasokan minyak mentah OPEC telah naik pada April karena Irak dan Iran meningkatkan produksi mereka dan produsen utama kartel Arab Saudi telah mempertahankan alirannya di atas 10 juta barel per hari.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) beranggotakan 12 negara, menyediakan sekitar 30 persen dari minyak mentah global, menaikkan produksinya menjadi 31,2 juta barel per hari, di atas kuotanya 30 juta barel per hari. Harga minyak telah turun sekitar 45 persen sejak Juni, karena pasokan AS yang tinggi, pertumbuhan ekonomi global lemah dan keputusan OPEC pada November lalu untuk mempertahankan kuota produksinya meskipun terjadi penurunan harga.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement