Sabtu 09 May 2015 02:15 WIB

Penguatan Ekonomi AS di Bawah Ekspektasi

Rep: C87/ Red: Karta Raharja Ucu
Uang pecahan dolar AS
Uang pecahan dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan stagnan. Potensi pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam diperkirakan masih akan bertahan.

Pengamat EKonomi dari Samuel Aset Manajemen Lana Soelistyaningsih mengatakan, penguatan ekonomi AS di bawah ekspektasi. Menurutnya, Bloomberg indeks juga menunjukan penurunan signifikan cukup tajam, dari posisi terdalam pada krisis 2008.

“Ekpektasi perbaikan data Amerika terlalu tinggi dibandingkan data realisasi,” kata Lana dalam peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan No 24, di kantor pusat Bank Indonesia Jakarta, Jumat (8/5).  

Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat juga menurun. Efek penurunan konsumsi, upah dan inflasi di AS juga masih rendah. Faktor tersebut dinilai membuat the Fed menunda kenaikan suku bunga AS (fed fund rate). “Itu potensi ketidakstabilan sektor keuangan,” ujarnya.

Lana menambahkan, sembilan indikator yang ada dalam konteks Yellen’s dashboard, baru tiga indikator yang terkonfirmasi, sisanya enam belum terkonfirmasi. Hal itu mengindikasikan the Fed bisa menunda kenaikan fed fund rate sampai 2016.

Namun, the Fed juga ingin menjaga kredibilitas sehingga diperkirakan akan tetap ada kenaikan suku bunga tapi tidak terlalu besar. Kenaikan suku bunga tahun ini diperkirakan sekitar 25 bps sampai 50 bps untuk menjaga kredibilitas.

“Ada potensi reversal dari dalam negeri kalau terjadi kenaikan suku bunga the Fed. Pasar selalu bereaksi walaupun belum jelas kapan,” imbuhnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement