REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan di mata dunia, Indonesia dicirikan sebagai negara yang badan usahanya mempunyai utang valuta asing dalam jumlah besar.
Bila sebelumnya, 60 miliar dolar AS kini mencapai 160 miliar dolar. Ia menyebutkan dari seluruh utang yang dimiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hanya 2,5 persen yang melakukan lindung nilai. Sedangkan utang BUMN dibandingkan nasional, sebanyak 18 persen atau 29 miliar dolar.
"Utang luar negeri tidak dilindungi nilai. Maka dimohon badan negara bisa membangun manajemen risikonya," imbau Agus, Kamis (7/5).
Ia menginformasikan pada 2014 nilai tukar Indonesia menempati posisi tiga terbawah, yakni 1,8 persen.
Advertisement