REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardodjo mengklaim depresiasi atau pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi di Indonesia masih lebih baik dibanding negara lain.
Agus menjelaskan, pada 2014 rupiah mengalami depresiasi 1,8 persen. Kemudian, sepanjang 2015 depresiasi berkisar 4-5 persen. Meski pelemahan nilai tukar rupiah memburuk di kuartal pertama, Agus menganggap hal itu masih positif.
"Kita lihat Brazil dan Turki, itu semua diatas 10 persen depresiasinya. Volatilitasnya tinggi," kata dia di Istana Negara, Rabu (6/5).
Untuk merespons pelemahan itu, Agus menambahkan, pihaknya akan mengeluarkan bauran kebijakan, misalnya dengan mengawasi pergerakan harga komoditas.
Selain itu, Agus melanjutkan, Bank Indonesia juga akan terus mewaspadai perkembangan ekonomi global yang terjadi di Amerika Serikat, Jepang, Cina dan Eropa.
"Bauran kebijakan itu yang paling utama terkait degan nilai tukar, policy rate, reserve, makro prudential, komunikasi, kerjasama bank sentral dan koordinasi dengan pemerintah," ucap dia.