Selasa 28 Apr 2015 21:05 WIB

Astra Bangun Menara dan Residences Rp 8,2 Triliun

 Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (kanan), dan Direktur Independen Gunawan Geniusahardja memberikan keterangan pers, Jakarta, Selasa (28/4).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (kanan), dan Direktur Independen Gunawan Geniusahardja memberikan keterangan pers, Jakarta, Selasa (28/4).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk (ASII) sedang membangun Menara Astra dan Anandamaya Residences dengan menganggarkan dana sekitar Rp 8,2 triliun yang diharapkan berkontribusi positif ke depannya.

"Properti sektor baru yang kami masuki, saat ini sedang dibangun Menara Astra dan Anandamaya Residences di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta," kata Presiden Direktur Atra International Tbk Prijono Sugiarto di Jakarta, Selasa.

Melihat pertumbuhan kelas menengah di Indonesia yang cukup tinggi, kata Prijono, sektor properti dinilai memiliki potensi bisnis yang besar.

Berdasarkan data Boston Consulting, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia bisa mencapai sekitar 150 juta jiwa untuk lima tahun ke depan dari 74 juta jiwa pada 2014.

Ia mengemukakan, proyek properti yang sedang berjalan 60 persen sahamnya dimiliki Astra. Dalam menggarap proyek properti itu, Astra menggandeng Hongkong Land Pte Ltd dengan membentuk perusahaan patungan bernama PT Brahmayasa Bahtera.

Terkait gencarnya pemerintah membangun infrastruktur, Prijono mengatakan pihaknya akan terus mendukung kebijakan pemerintah. Saat ini, perseroan juga sedang menggarap proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan tol Mojokerto-Kertosono.

Seperti diketahui, seksi I ruas jalan tol sepanjang 14,7 kilometer (km) itu beroperasi pada Oktober 2014. "Apapun yang ditawarkan pemerintah dan mendorong kinerja Astra, kita tertarik," ucapnya.

Pada tahun ini, Prijono Sugiarto juga mengatakan perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 13 triliun untuk mengembangkan usaha.

"Capex sebesar Rp 13 triliun itu, secara konsolidasi biasanya digunakan untuk membangun outlet kami yakni Toyota dan Daihatsu dengan biaya paling sedikit sekitar Rp 500 miliar, serta pengembangan untuk Astra Otoparts dan Astra Agro Lestari sebesar masing-masing Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement