REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menyadari pentingnya sinergi antara pengusaha penggilingan beras, pemerintah dan perbankan. Terutama dalam menghasilkan beras berkualitas baik untuk masyarakat khususnya dalam menghadapi pasar bebas.
Penyiapan penggilingan beras berkualitas baik dan kontinu harus dimulai, salah satunya dengan menyediakan pinjaman lunak dari perbankan. "Sebab selama ini, kenyataan di lapangan, anggota kami yang kebanyakan para pengusaha penggilingan beras berskala kecil sangat sulit melakukan revitalisasi penggilingannya karena terkendala dana," kata Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso Selasa (28/4).
Revitalisasi, kata dia, meliputi peningkatan teknologi penggilingan serta penyediaan bahan bakarnya. Ia yakin, pemerintah baik Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan maupun Kementerian Perindusteian mengetahui betul hambatan tersebut. Makanya, dibutuhkan sinergi bersama untuk memulai revitalisasi agar efektif.
Merespons hal tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengamini sulitnya melakukan pinjaman lunak untuk pelaku sektor pertanian. Bukan hanya di bidang penggilingan, tapi juga di kalangan petani jika ingin punya modal untuk menanam pangannya. "Alasannya tidak bankable, padahal petani kita sangat perlu dibantu," kata Amran.
Makanya, ia meminta segera dilakukan koordinasi dengan perbankan agar memberi kelonggaran pada para petani dan pengusaha penggilingan. Namun ia tidak menyebut teknis aturannya seperti apa. Ia pun bahkan telah mengalokasikan anggaran besar untuk revitalisasi penggilingan padi.