Rabu 22 Apr 2015 15:52 WIB

Roadmap Pengembangan Industri Mebel dan Kerajinan Disusun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel rotan tahap akhir di salah satu pusat usaha penjualan mebel rotan di Jakarta, Senin (11/8).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel rotan tahap akhir di salah satu pusat usaha penjualan mebel rotan di Jakarta, Senin (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia mulai menyusun roadmap untuk mencapai target peningkatan ekspor sebesar 5 miliar dolar AS, dalam jangka waktu lima tahun. Industri ini telah ditetapkan sebagai salah satu industri prioritas dalam pengembangan industri nasional.  

Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia Abdul Sobur mengatakan, peluang untuk mengembangkan industri mebel dan kerajinan terbuka lebar. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan kebutuhan mebel dan kerajinan di dunia sehingga bisa menjadi celah pasar yang mumpuni. Pada 2014, nilai peluang pasar yang tersedia mencapai 134 miliar dolar AS.

"Pesatnya pertumbuhan properti di seluruh dunia akan berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan mebel, dan kerajinan dan ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor," ujar Abdul dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/4).

Abdul mengatakan, penyusunan roadmap ini menjadi penting karena tren ekspor mebel dan kerajinan di Vietnam dan Cina sedang menurun. Hal tersebut merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengambil alih beberapa buyers di luar negeri. Apalagi, minat investor asing untuk berinvestasi di industri mebel dan kerajinan cukup besar.

"Apabila pemerintah serius menjalankan komitmennya untuk membangun infrastruktur, maka dapat membantu pertumbuhan ekspor industri mebel dan kerajinan," kata Abdul.

Abdul menjelaskan, ada beberapa strategi pengembangan industri mebel dan kerajinan Indonesia yang telah disusun, diantaranya menjaga sustainability dan kegiatan R&D dalam penggunaan bahan baku rotan. Selain itu, adanya usulan untuk melaksanakan program penanaman pohon jenis perkakas yang sesuai dengan kebutuhan industri mebel dan kerajinan nasional.

Dengan menurunnya tren ekspor mebel dan kerajinan dari Vietnam dan Cina, maka diharapkan pemerintah Indonesia dapat mengoptimalkan penggarapan pasar ekspor tradisional maupun non tradisional. Implementasi roadmap ini akan dibagi dalam tiga tahap yakni 2015-2016 tahap penguatan industri dan regulasi, 2017-2018 tahap pengembangan, dan 2019 tahap akselerasi.

Abdul mengatakan, roadmap ini akan diberikan kepada pemerintah sehingga dapat menjadi rujukan bagi stakeholder terkait agar saling bersinergi dalam meningkatkan ekspor mebel dan kerajinan. Selain itu, dalam sepuluh tahun ke depan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia telah mencanangkan pertumbuhan mencapai 10 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement