Selasa 21 Apr 2015 17:41 WIB

Produksi Pertalite, Pertamina Bisa Lebih Transparan Lakukan Impor

Rep: c84/ Red: Dwi Murdaningsih
 Aktivitas pengisian bahan bakar minyak ke dalam tangki minyak di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta, Senin (30/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aktivitas pengisian bahan bakar minyak ke dalam tangki minyak di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta, Senin (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggantian BBM Premium menjadi Pertalite dilakukan Pertamina berdasarkan rekomendasi yang diberikan tim Anti Mafia Migas. Tim Anti Mafia Migas Fahmi Radhi mengatakan meski terlambat, langkah Pertamina perlu diapresiasi dengan menggantikan Premium yang memiliki Ron 88 dengan Pertalite dengan Ron 90.

"Pertamina sudah mulai untuk stop impor premium dan menggantikannya dengan Ron 90 dan 92 nantinya," ujarnya.

Meski begitu, dalam pelaksanannya beberapa kota ia katakan masih menggunakan premium. Hal tersebut, lanjutnya, menjadi langkah bertahap yang harus dilakukan Pertamina.

Ia menambahkan, peralihan Premium menjadi Pertalite sebuah langkah baik lantaran ron 88 yang selama ini digunakan Premium tidak ada di pasar internasional. Dengan menggunakan ron 90 atau 92, ia mengatakan hal tersebut akan mempermudah mengingat kualitas dan harganya dapat dipantau. Tidak seperti Ron 88, jika menggunakan ron 90, Pertamina lebih transparan dalam melakukan impor.

Untuk kota-kota yang masih menggunakan Premium, Fahmi berharap berasal dari kilang minyak yang sekarang masih ada dan tidak melakukan impor.

Pengamat Energi Marwan Batubara menilai keberadaan Pertalite menggantikan Pertamina tidak akan membuat inflasi di sejumlah kota-kota yang menggunakan Pertalite.

"Saya kira sudah normal dalam sebulan terakhir, kecuali naiknya puluhan persen, ini kan kecil dan tidak akan banyak pengaruhnya untuk membuat inflasi," kata Marwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement