REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Lana Soelistianingsih mengatakan surplus neraca perdagangan yang terjadi selama Januari-Maret 2015 akan sangat menolong defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Lana memprediksi CAD pada kuartal I 2015 berada di bawah 2 persen.
"Saya kira CAD bisa menyempit ke level 1,65-1,75 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PBD)," kata Lana kepada Republika, Ahad (19/4).
Lana mengatakan, CAD sangat mungkin membaik karena besarnya surplus neraca perdagangan pada kuartal I 2015 yang mencapai 2,43 miliar dolar AS. Pada kuartal I tahun 2014, sebut Lana, CAD berada di level 1,97 persen dengan kinerja perdagangan yang mengalami defisit.
"Maka, sudah pasti CAD pada kuartal I tahun ini lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu," ujar dia.
Meski begitu, Lana meyakini CAD bakal melebar drastis pada kuartal kedua akibat membengkaknya defisit neraca pendapatan primer. Sebab, ungkap Lana, pada kuartal kedua akan terjadi aksi repatriasi dividen besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia kepada perusahaan induknya.
Selama ini, neraca pendapatan primer memang menjadi penyumbang terbesar defisit transaksi berjalan. Pada kuartal IV 2014 misalnyan neraca pendapatan prmer defisit 27 miliar dolar AS, melebihi defisit transaksi berjalan secara keseluruhan yang mencapai 26 miliar dolar AS. "Bisa-bisa CAD kuartal dua langsung lompat mendekati empat persen," kata Lana.
Pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan kebijakan untuk membuat perusahaan-perusahaan asing agar menahan dividennya melalui paket ekonomi yang telah disusun. Pemerintah akan memberikan tax allowance berupa pengurangan pajak penghasilan bagi perusahaan yang mau melakukan reinvestasi dari keuntungan hasil investasinya.
Bagi Lana, kebijakan tersebut tidak akan berfungsi maksimal pada tahun ini. Karena, tidak mudah bagi perusahaan untuk melakukan reinvestasi. Apalagi, hingga saat ini kebijakan tax allowance tersebut belum juga resmi diberlakukan.
"Untuk melakukan investasi atau reinvestasi, suatu perusahaan tidak bisa berpikir dalam satu dua hari bahkan hitungan bulan. Rencana bisnis kan harus dipikirkan jangka panjang," ujar dia.
Jadi, tegas Lana, paket ekonomi yang salah satunya berupa tax allowance tidak akan efektif membuahkan hasil pada tahun ini. Akan tetapi, kebijakan tersebut setidaknya bisa memberikan sinyal bagus dan membangun kepercayaan investor bahwa pemerintah ingin memperbaiki iklim investasi.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan tax allowance akan diberlakukan pada bulan ini. "Dalam waktu satu minggu ini, kami umumkan dan kami gelar konferensi pers," kata Sofyan.