Kamis 16 Apr 2015 01:12 WIB

Dekati Ramadhan, Apakah Elpiji akan Naik Lagi?

Rep: C85/ Red: Winda Destiana Putri
Elpiji 12 Kg
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Elpiji 12 Kg

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menegaskan untuk tidak akan menaikkan harga elpiji ukuran 12 kg hingga Lebaran nanti.

Kebijakan ini diambil setelah sebelumnya Pertamina menaikkan harga Elpiji 12 kg pada awal April 2015 lalu. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengaku mendapat teguran dari pemerintah saat menaikan harga elpiji non subsidi tersebut pada awal April 2015 menjadi Rp 141.000 dari sebelumnya, Rp 134.700.

Menurut Bambang, kenaikan harga elpiji lebih baik dilakukan saat itu (April 2015 lalu). Pasalnya, jika dinaikan mendekati puasa akan lebih berat, dan mengganggu kestabilan ekonomi.

"Kemarin setelah kami naikkan (harga elpiji 12 kg) ditegur. Lebih baik sekarang, lebih berat mau puasa," jelas Bambang di sela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (15/4).

Bambang mengungkapkan, setelah melakukan perubahan harga pada awal April, Pertamina berkomitmen tidak melakukan perubahan harga hingga Lebaran Idhul Fitri meski untung yang didapat semakin menipis.

"Diusahan enggak naik sampai puasa dan lebaran," ujarnya.

Namun hal tersebut tergantung pada patokan harga elpiji yaitu Contrac Price (CP) Aramco, saat ini pembentukan elpiji 12 Kg berpatokan pada CP Aramco 460-470 dolar AS per Metric Ton dengan rata-rata kurs Rp 12.900 per dolar AS.

"Tergantung harga CP Aramco. Sampai lebaran enggak naik," tegasnya.

Bambang menambahkan, kenaikan harga elpiji 12 kg tak berpengaruh besar pada inflasi. Alasannya, konsumen elpiji ukuran 12 adalah kalangan menengah ke atas, dan konsumsinya masih kecil yaitu 870 ribu ton per tahun.

"Dari data BPS jelas hanya mampu pengaruhi inflasi 0,05 persen, karena konsumsi kecil, kalau 3 kg naik langsung teriak itu," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement