REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pertumbuhan ekonomi Cina melambat ke angka 7 persen pada kuartal I-2015. Angka tersebut merupakan laju terlambat dalam enam tahun terakhir. Juru Bicara Pusat Statistik Cina, Sheng Laiyun, mengatakan pada Rabu (15/4) bahwa angka tersebut masih masuk akal.
Lemahnya permintaan menjadi alasan utama perlambatan tersebut. Pada kuartal terakhir 2014, pertumbuhan ekonomi Cina tumbuh 7,3 persen.
Laiyun mengatakan, angka pengangguran Cina saat ini sebesar 5,1 persen.
Menurutnya, Cina masih memiliki banyak ruang untuk meningkatkan investasi pada infrastruktur. Hal tersebut dinilai dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Biro Statistik Nasional menyatakan, pertumbuhan ekonomi melambat hingga 1,3 persen pada Januari hingga Maret, lebih rendah dari tiga bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,5 persen.
Data output pabrik di Cina meningkat 5,6 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan investasi aset tetap, salah satu kunci pertumbuhan ekonomi Cina, tumbuh 13,5 persen pada kuartal I. Angka tersebut merupakan pertumbuhan terlambat dalam tiga bulan pertama sejak 2000.
Sektor properti juga mengalami perlambatan. Kendati Cina telah mengeluarkan aturan yang mendorong KPR dan kemudahan pembelian rumah, investasi di sektor properti hanya tumbuh 8,5 persen pada kuartal I, turun dari 10,4 persen pada periode Januari-Februari.