Rabu 25 Dec 2024 09:47 WIB

Penyelidikan Dugaan Perbudakan Pembangunan Pabrik BYD Ternyata Sejak September

Pekerja diharuskan bekerja 12 jam sehari.

Kawasaki pabrik BYD di Camacari Brasil.
Foto: carNewsChina.com
Kawasaki pabrik BYD di Camacari Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 27 November, sebuah badan pemerintah Brasil mengeluarkan siaran pers yang menyatakan bahwa mereka sedang mengumpulkan informasi untuk melakukan gugatan terhadap pembangunan pabrik baru BYD di Brasil. Kementerian Tenaga Kerja (MPT) melakukan penyelidikan terhadap kondisi kerja di lokasi konstruksi setelah pengaduan anonim pada tanggal 30 September, yang ditindaklanjuti dengan inspeksi pada tanggal 11 November.

Tulisan jurnalis André Uzeda dari Agência Pública berjudul Adding fuel to the fire menuduh adanya kekerasan fisik dan kondisi kerja yang sangat buruk bagi pekerja Tiongkok di lokasi itu. MPT lalu menyelidiki BYD dan tiga perusahaan yang diperkerjakan oleh BYD untuk pembangunan pabrik tersebut.

Baca Juga

Diperkirakan sekitar 470 pekerja Tiongkok diperkerjakan dalam pembangunan lokasi tersebut oleh tiga kontraktor yang berbeda. Jinjiang Group, yang menyediakan layanan pemindahan tanah untuk mempersiapkan lokasi tersebut untuk dimulainya konstruksi, diyakini memperkerjakan mayoritas pekerja, dengan sekitar 280 karyawan.

Open Steel, yang bertanggung jawab untuk memproduksi struktur logam pabrik, memperkerjakan 100 pekerja Tiongkok. Perusahaan ketiga, AE Corp, yang bertanggung jawab untuk merakit struktur logam internal, memiliki sekitar 90 karyawan Tiongkok.

Tuduhan tersebut tampaknya berpusat terutama pada perlakuan terhadap Jinjiang Group dan merupakan serangkaian perlakuan buruk dan ketidakpatuhan terhadap konvensi ketenagakerjaan dan keselamatan internasional. Pekerja dikenakan 12 jam sehari, tujuh hari seminggu, dengan beberapa bekerja tanpa sepatu atau helm pengaman. Pekerja tidak memiliki akses ke air minum bersih dan terlihat minum dari genangan air.

Foto-foto kamar mandi yang kotor dan kondisi makan yang buruk bagi para pekerja telah bermunculan. Akomodasi tersebut digambarkan sebagai kotor, penuh sesak, dan kurang pencahayaan, tanpa ada pemisahan antara pria dan wanita.

 

sumber : carNewsChina.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement