REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pertumbuhan ekspor Cina turun sebesar 15 persen pada Maret dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Analis sebelumnya memprediksikan ekspor akan meningkat sebesar 12 persen yoy pada Maret.
Ditandai dengan menurunnya permintaan domestik, impor Cina juga turun 12,7 persen yoy. Reuters sebelumnya memproyeksikan impor Cina akan turun 11,7 persen.
"Penurunan ekspor utamanya disebabkan oleh lemahnya permintaan global. Penguatan dolar AS terhadap semua mata uang juga berdampak negatif pada ekspor Cina," ujar analis dari Hwabao Trust, Nie Wen, Senin (13/4). "Cina membutuhkan lebih banyak stimulus," ujarnya.
Neraca perdagangan Cina pada bulan lalu surplus 3,1 miliar dolar AS. Angka tersebut jauh lebih rendah dari yang diprediksikan sebelumnya sebesar 45,4 miliar dolar AS.
Deputi Perdana Menteri Cina, Wang Yang, seperti yang dikutip dari Xinhua mengatakan bahwa pemerintah harus menyiapkan langkah untuk menyikapi perlambatan ekspor agar jangan sampai memperlambat pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, pemerintah lokal harus memberikan dukungan kebijakan dan mendorong investor swasta dalam sektor ekspor.
Melihat rendahnya pencapaian pada Maret, Pemerintah telah menurnkan target impor dan ekspor pada 2015 menjadi sebesar 6 persen.