REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian berupaya untuk meningkatkan hilirasi dan diversifikasi karet alam. Pasalnya, selama ini sebagian besar produksi karet alam di dalam negeri diekspor dalam bentuk mentah sehingga tidak ada nilai tambah.
"Kita akan berupaya melakukan hilirisasi karet alam untuk dimanfaatkan bagi industri ban, sarung tangan karet, dan alas kaki," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Jumat (10/4).
Saleh mengatakan, pemanfaatan pengolahan bahan baku karet alam dapat membantu penyerapan lebih maksimal dan memberikan harga wajar bagi petani. Pasalnya, karet merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia dan saat ini harga karet dunia sedang turun menjadi 1,5 dolar AS per kilogram.
Saleh mengatakan, selain untuk memenuhi kebutuhan industri ban pemerintah juga mendorong agar karet dimanfaatkan bagi pembangunan infrastruktur, antara lain membuat dock fender untuk program pembangunan fasilitas pelabuhan, campuran aspal jalan, dan rubber pads untuk kereta api. Selama ini penyerapan karet alam masih rendah yakni hanya 18 persen dari total produksi sebesar 3,1 juta ton.
"Kita berharap dengan hilirisasi dan diversifikasi ini potensi karet alam Indonesia bisa diserap sebesar 40 persen dalam lima tahun mendatang," kata Saleh.
Sementara itu, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan, sudah ada investor ban internasional yang akan masuk ke Indonesia. Investor ini tertarik untuk menggunakan karet alam dari perkebunan Indonesia dan rencananya akan membuka lahan sendiri. Harjanto menambahkan, investor ini diarahkan untuk membuka lahan perkebunan karet di Sumatera dan Kalimantan.