Jumat 03 Apr 2015 18:08 WIB

BPS: Dampak Inflasi BBM Baru Terasa April

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Operasi beras yang digelar Bulog untuk meredam kenaikan harga beras.
Foto: Republika/Prayogi
Operasi beras yang digelar Bulog untuk meredam kenaikan harga beras.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Barat (BPS Sumbar) meminta Pemerintah Provinsi Sumbar untuk mewaspadai gejolak inflasi sepanjang April mendatang.

Kepala BPS Sumbar, Yomin Tofri mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 500 belum berdampak terhadap pergerakan inflasi Sumbar. Namun, dia memperkirakan dampaknya baru dirasakan sepanjang April.

"Yang perlu diwaspadai inflasi April, karena akan ada dampak jangka panjang dari kenaikan BBM, pada Maret, inflasi masih stabil," kata dia di Padang, Sumbar, Jumat (3/4).

Yomin mengatakan sejumlah komoditas seperti bensin, bawang merah, dan jengkol mengalami kenaikan yang berpotensi menyebabkan harga naik dalam waktu lama. Komoditas penyumbang inflasi lainnya, ujar dia, seperti beras dan cabai merah, mengalami penurunan.

Di bulan Maret, Kota Padang mengalami inflasi 0,01 persen. Inflasi Kota Padang, ujar Yomin, disebabkan meningkatnya harga pada enam kelompok pengeluaran. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17 persen. Untuk perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,07 persen, sedangkan untuk sandang 0,48 persen dan kesehatan 1 persen.

Kemudian, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahrga 0,05 persen. Untuk transport, komunikasi, dan jasa keuangan 1,24 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi 1,30 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement