REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai Batik Air mulai menerbangkan pesawatnya dari Bandara Halim Perdanakusuma pada Kamis (2/4) pukul 15.50 WIB ke Kualanamu-Medan.
Direktur Utama Batik Air Achmad Luthfie dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis mengatakan pihaknya menyiapkan enam rute penerbangan yang akan berangkat dari bandara yang masih dikelola oleh TNI-AU itu. Luthfie merinci enam rute penerbangan itu, di antaranya menuju Malang, Balikpapan, Tarakan, Medan, Solo dan Makassar.
"Kami baru mendapatkan izin tiga pesawat untuk terbang di Halim, dan hari ini kita mulai terbangkan, Medan dua kali, Solo, Malang, Balikpapan dan Makassar," katanya.
Penerbangan akan dilanjutkan pada Jumat (3/4) pukul 05.30 WIB tujuan Malang.
"Kami harap dengan operasi di Halim Perdanakusuma ini, bisa meningkatkan perekonomian di bandara Halim dan meningkatkan perekonomian di sekitar bandara," katanya.
Saat ini Batik Air tengah mengoperasikan 25 pesawat, yang terdiri dari 12 unit Boeing 737-900ER dan tujuh Airbus A320 CEOD. Ia menargetkan hingga akhir 2015, batik akan memiliki 34 pesawat. Luthfi juga menargetkan tingkat keterisian (load factor) lebih dari 90 persen, seperti yang sudah dicapai di Bandara Soekarno-Hatta.
"Dengan beroperasinya Batik Air dari Bandara Halim Perdanakusuma, tentunya akan memberikan kemudahan bagi penumpang kami mengingat lokasi bandara tepat berada di tengah kota," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Manajer Umum Angkasa Pura II Bandara Halim Perdanakusuma Iwan Krishadianto berharap kegiatan operasi maskapai Batik air tidak menganggu kegiatan dengan TNI-AU dan sekolah penerbangan.
Selain itu, lanjut Iwan, pihaknya meminta maskapai dari Lion Group itu tidak ada lagi penundaan (delay) penerbangan. "Kami beraharap dengan operasi di batik, banyak kegiatan VVIP dan VIP yang memakan waktu, jadi ketika ada penundaan tidak mengakibatkan pelanggan tidak dilayani dengan baik," katanya.