Senin 30 Mar 2015 20:52 WIB

Penguasaan Teknologi Terkini Masih Jadi Tantangan Industri Migas

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Petugas telah melakukan checking pengeboran minyak di kawasan cemara Indramayu PT. Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat.  (Republika/Raisan Al Farisi)
Petugas telah melakukan checking pengeboran minyak di kawasan cemara Indramayu PT. Pertamina EP Asset 3 Field Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat. (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Masalah penguasaan teknologi menjadi isu penting bagi pengembangan industri migas di tanah air. Terutama terkait rencana PT Pertamina (Persero) yang hendak menjadi perusahaan berkelas dunia.

Gagasan itu mengemuka dalam kegiatan Forum Sharing Teknologi Hulu (FSTH) PT Pertamina (Persero) di Denpasar, Bali Senin (30/3).

Menurut Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam, teknologi yang ada harus terus dikembangkan apabila Pertamina ini menjadi perusahaan internasional. Termasuk menjalin sinergi dengan unit usaha di lingkungan perusahaan.

Untuk memenangkan persaingan yang begitu ketat diantara perusahaan migas asing menuntut penguasaan teknologi terkini dalam pengelolaan bisnis migas. Sebagai gambaran, perekonomian AS yang berhasil pulih dalam waktu lebih cepat dari perkiraan banyak kalangan, tidak terlepas dari penguasaan teknologi di sektor energi.

"Sebelumnya mereka impor sekarang bisa ekspor." katanya.

Peningkatan efisiensi dan sinergi dengan unit usaha, setta optimalisasi aset perlu dilakukan untuk meredam tekanan eksternal berupa penurunan harga minyak. Beberapa kegiatan seperti Enhance oil recovery (EOR), operation excellence di bidang pemboran minyak, dan peningkatan kegiatan eksplorasi harus dapat dijalankan secara lebih fokus dan selektif.

"Industri migas, dan egothermal tidak bisa terlepas dari kreativitas dalam pengembangan teknologi terkini," kata Syamsu Alam.

Terlebih tantangan yang dihadapi Pertamina terus meningkat setiap tahunnya. Terutama dengan bergesernya sumber migas dari daratan dan laut sedang ke laut dalam.

Namun, Pertamina telah berhasil mengimplementasikan teknologi laut dalam yang sudah dibuktikan dalam opersi blok Offshore North West Java (ONWJ) dan blok West Madura Offshore (WMO).

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dalam kesempatan yang sama berharap kegiatan FSTH ini mampu menjadi ajang tukar fikiran diantara para pelaku industri migas di lingkungan Pertamina maupun industri terkait. Saat ini jumlah makalah peserta yang diterima panitia sudah mencapai 505 makalah terkait industri perminyakan. Dari jumlah tersebut pihaknya akan menyeleksi makalah yang masuk untuk dikaji lebih lanjut.

Selain teknologi Pertamina juga memiliki sumber daya manusia (SDM) mumpuni yang mampu mengelola bisnis migas di tanah air. Saat ini produksi migas telah meningkat seitar 7 persen dalam delapan tahun terakhir. Keberhasilan peningkatan produksi itu tidak terlepas dari pemilihan teknologi yang tepat sehingga dioperoleh hasil produksi optimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement