Ahad 29 Mar 2015 20:11 WIB

Bukit Asam Seriusi Bisnis Energi

Rep: maspril aries/ Red: Taufik Rachman
PT Bukit Asam
Foto: Antara
PT Bukit Asam

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG --- Menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2015, langkah PT Bukit Asam (PTBA) Tbk mewujudkan visi transformasi bisnis dari perusahaan pertambangan menjadi perusahaan energi segera terealisasi.

PT BA sendiri telah memiliki power plant berupa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). “Ke depan PTBA akan membangun beberapa PLTU. Saat ini PTBA sudah menyelesaikan pembangunan PLTU Banjasari dengan kapasitas 2 x 110 MW,” kata Milawarma Direktur Utama PTBA Tbk, Ahad (29/3).

Menurut Milawarma,  sekarang PLTU Banjarsari yang terletak di Kabupaten Lahat sedang dalam tahap komisioning dan direncanakan  pada April 2015 sudah bisa masuk ke dalam jaringan PLN.  

Selain PLTU Banjasari, PTBA telah memiliki dua PLTU yang sudah beroperasi yaitu PLTU Tanjung Enim dengan kapasitas 3 x 10 MW dan PLTU 2 x 8 MW. Kedua pembangkit ini listriknya selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri juga kelebihannya dijual ke PT PLN untuk digunakan masyarakat.

“PTBA sekarang tengah mempersiapkan tahap pembangunan konstruksi untuk PLTU Sumsel 8 dengan kapasitas 2 x 620 MW. Untuk pembangunannya PTBA mendapat pinjaman sebesar US$ sebesar 1,2 miliar dari The Export-Import Bank of China,” ujar Milawarma.

Milawarma menjelaskan, PTBA melalui anak perusahaan PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) telah menandatangani Facility Loan Agreement (FLA) dengan The Export-Import Bank of China (CEXIM) di Beijing akhir pekan lalu. BUMN tambang batu bara tersebut mendapat pinjaman US$ 1,20 miliar atau sekitar Rp 15,6 triliun untuk membangun PLTU Banko Tengah atau Sumsel 8 dengan kapasitas 2 x 620 MW berlokasi di Kabupaten Muara Enim.

Pinjaman yang dari CEXIM ke PT HBAP merupakan 75 persen dari total nilai proyek sebesar US$ 1,59 miliar atau sekitar Rp 20,8 triliun. “Sisanya sebesar 25 persen atau sekitar US$ 400 juta yang merupakan ekuiti dari PT HBAP,” kata Milawarma.

PLTU Sumsel 8 merupakan PLTU mulut tambang yang dibangun PT Huadian Bukit Asam Power anak perusahaan yang sahamnya 45 persen milik PTBA Tbk dan sisanya dimiliki China Huadian Hongkong Co. Ltd. (CHDHK).

Untuk memasok batu bara PLTU Sumsel 8 menurut Milawarma, PTBA telah menyiapkan areal tambang baru di Banko Tengah yang diproyeksikan sebagai pemasok batubara untuk PLTU Sumsel 8 dengan perkiraan kebutuhan batu bara 5,4 juta ton pertahun.

PTBA memproyeksikan potensi penjualan daya listrik dari pembangunan PLTU Sumsel 8 sebesar Rp 4,83 triliun per tahun. Selain PTBA juga akan memperoleh jaminan pembelian batu bara per tahun sekitar 5,4 juta ton, dengan perkiraan nilai pendapatan tahun pertama operasi mencapai Rp1,64 triliun. “Kita targetkan PLTU Sumsel 8 ini sudah dapat beroperasi pada tahun 2018.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement