Sabtu 28 Mar 2015 23:57 WIB

Dirut Mandiri Titip Layanan Laku Pandai Kepada Agen

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Launching Laku Pandai: (dari kiri-kanan) Anggota Dewan Komisioner OJK Firdaus Djaelani, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Dirut Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Dirut BRI Asmawi Syam, Dirut BCA Ja
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Launching Laku Pandai: (dari kiri-kanan) Anggota Dewan Komisioner OJK Firdaus Djaelani, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Dirut Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Dirut BRI Asmawi Syam, Dirut BCA Ja

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin meminta para agen Laku Pandai menjaga kepercayaan pemerintah para nasabah. Dengan layanan keuangan tanpa kantor tersebut, transaksi nasabah dilakukan melalui agen Laku Pandai.

"Saya titip, ini layanan perbankan, saya minta uangnya jangan dibawa lari. Tolong dijaga kepercayaannya," kata Budi dalam sambutannya saat peresmian pembukaan layanan Laku Pandai di Pasar Burung-Burung, Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (28/3).

Dengan produk dari Bank Mandiri yakni tabunganMU, masyarakat bisa nabung, mengajukan pinjaman serta asuransi. Transaksi tersebut tidak perlu dilakukan di kantor cabang bank, melainkan ke agen yang sudah ditunjuk bank.

Budi menyebutkan kantor cabang Bank Mandiri di Kabupaten Gowa hanya sekitar 20-30 kantor. Namun, dengan program Laku Pandai dimungkinkan bisa memiliki 4 ribu agen. Selain itu, nasabah tidak perlu mengisi formulir, tanda tangan, dan sebagainya, melainkan cukup menggunakan ponsel.

"Untuk (agen) para pemilik toko, sama saja kayak jual mie instan untungnya Rp 1.000- Rp 5.000, sekarang untungnya sama kalau bisa jual produk dari laku pandai," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, dalam sambutannya mengatakan, bank yang ingin masuk ke daerah, tidak perlu lagi membuat kantor cabang. Melainkan cukup mengandalkan agen-agen pada warung atau kios-kios yang telah ditunjuk. Sehingga bisa lebih murah investasinya.

"Kalau nasabah mau ke bank kan harus mandi atau rapi-rapi dulu, mungkin kalau ke agen bisa kapan saja, sore atau malam hari. Artinya layanan keuangan kan masuk langsung ke masyarakat, dan keperluan untuk menabung atau meminjam uang makin mudah dilaksanakan," jelasnya.

Menurutnya, sulitnya akses layanan keuangan di daerah adalah persoalan sejak lama. Salah satunya karena jarak yang jauh untuk mencapai satu kantor unit bank.

Melalui program Laku Pandai, diharapkan dapat menumbuh kembangkan budaya menabung masyarakat. Agen-agen Laku Pandai akan dibina oleh bank. Termasuk cara berkomunikasi dan cara menjual produk. Sehingga para agen menjadi perwakilan bank di tengah masyarakat.

"Dengan demikian, inisiatif ini akan sangat membantu industri keuangan dan membantu masyarakat karena didekatkan, dan membantu agen, karena ada penghasilan," ujar Muliaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement