Sabtu 28 Mar 2015 09:16 WIB

Pemasaran Produk Syariah Harus Efisien

Rep: fuji pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Syariah Hotel Solo
Foto: syariahhotelsolo
Syariah Hotel Solo

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Selain inovasi, produk syariah pun membutuhkan pemasaran yang efisien, termasuk pemanfaatan lembaga keuangan syariah yang lebih kecil.

Direktur Pengawas Perasuransian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Darul Dimasqy mengatakan, memasarkan produk syariah tidak bisa terus mengandalkan sentimen umat soal aturan Islam. Sebab bicara bisnis, konsumen juga akan melihat harga.

Dalam mengembangkan produk, menurut Darul, harus dipikirkan juga saluran distribusi efektif efisien. ''Dengan begitu mitra atau agen yang memasarkan pun tertarik untuk membantu memasarkan,'' ungkap dia, Kamis (26/3).

Melihat kondisi industri keuangan syariah yang sedang lesu saat ini, dibutuhkan kerja keras agar bisa berkembang. OJK tetap optimistis, dengan potensi yang ada produk keuangan syariah bisa berkembang baik.

Presiden Direktur Al Ijarah Indonesia Multifinance (ALIF) Iman Pribadi mengatakan biaya untuk sumber dana industri keuangan syariah sudah mahal, maka harus ada efisiensi pemasaran lewat jaringan umat.

''Kita bisa pakai majelis masjid untuk jadi basis komunitas. Regulasi dan jaringan juga sudah lengkap untuk layanan tanpa kantor,'' tutur Iman.

Ia mengatakan bank dan lembaga keuangan mikro seperti Baitul Maal wa Tamwil (BMT) harus jelas segmennya.

Bermitra dengan BMT saja sudah menjalankan layanan tanpa kantor dan menghemat biaya kantor cabang yang besarnya Rp 50-70 juta per tahun. ''Manfaatkan jaringan BMT yang jumlahnya ribuan, jadi besarnya bersama,'' kata Iman.

ALIF sendiri sedang menjalankan proyek bersama Bank Muamalat memasarkan produk pembiayaan kendaraan bermotor, yang produk pembiayaannya dari ALIF tapi branding-nya bank. Muamalat dapat biaya jasa dari ALIF tanpa harus membuat produk serupa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement