Kamis 26 Mar 2015 17:44 WIB

2015, OJK Targetkan 350 Ribu Agen Laku Pandai

Rep: c87/ Red: Satya Festiani
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad memberi paparan dalam Forum Group Discussion ASEAN, Jakarta, Jumat (12/9).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad memberi paparan dalam Forum Group Discussion ASEAN, Jakarta, Jumat (12/9).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan jumlah agen laku pandai mencapai 350 ribu di seluruh Indonesia sepanjang 2015. Agen tersebut ditargetkan mencakup 75 persen wilayah di Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, target tersebut bisa direalisasikan jika 17 bank yang telah mengajukan rencana laku pandai menjalankan programnya. Program laku pandai bertujuan meningkatan penetrasi industri keuangan nasional sehingga lebih inklusif. Agar semakin banyak masyarakat punya akses layanan keuangan tidak hanya perbankan.

Pada tahap awal, terdapat empat bank yang sudah mendapatkan persetujuan OJK dan akan meluncurkan program laku pandai. Keempatnya adalah BRI, Bank Mandiri, BTPN, dan BCA. Dari empat bank tersebut, OJK menargetkan agen yang direkrut sebanyak 128.039 agen.

"Kepada empat bank ini kami sudah nyatakan memenuhi persyaranan tahap pertama. Dalam tiga tahun ke depan, diperkirakan agen-agen laku pandai akan berada di seluruh wilayah Indonesia," kata Muliaman dalam konferensi pers di kantor pusat OJK Jakarta, Kamis (26/3).

Muliaman menjelaskan, program Laku Pandai diharapkan dapat mendukung program keuangan inklusif sesuai dengan tujuan Pemerintah Indonesia yang dicanangkan dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) pada Juni 2012.

Program keuangan inklusif dirancang lantaran masih banyak masyarakat yang belum mengenal, menggunakan, atau mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya, antara lain karena bertempat tinggal di lokasi yang jauh dari kantor bank atau adanya biaya atau persyaratan yang memberatkan.

“Laku Pandai akan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat terjangkau layanan keuangan saat ini,” kata Muliaman.

Laku Pandai diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menyimpan dan memanfaatkan uang yang dimilikinya dengan lebih murah, aman dan cepat.  Nasabah, setelah menabung secara berkala dan dinilai baik oleh bank bisa mengajukan kredit atau pembiayaan mikro untuk tujuan produktif dan mendukung keuangan inklusif.

Muliaman menambahkan, produk yang disediakan Laku Pandai adalah, tabungan dengan karakteristik Basic Saving Account  (BSA), kredit atau Pembiayaan kepada Nasabah Mikro, serta produk keuangan  lainnya seperti Asuransi Mikro.

Sementara, tabungan yang memiliki karakteristik BSA, yakni, tanpa batas minimum baik untuk saldo maupun transaksi setor tunai. Kedua, batas maksimum saldo dan transaksi pendebetan rekening (tarik tunai) yang ditetapkan oleh Bank namun kedua batas tersebut tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan di Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), yaitu untuk  saldo setiap saat maksimum Rp 20 juta dan untuk transaksi debet kumulatif selama sebulan maksimum Rp 5 juta). Ketiga, tanpa biaya administrasi bulanan dan tidak dikenakan biaya untuk pembukaan dan penutupan rekening, dan transaksi pengkreditan rekening (setor tunai).

Program Laku Pandai akan mulai dijalankan oleh empat bank yaitu BRI di Jayapura pada 27 Maret 2015, Bank Mandiri di Gowa Sulawesi Selatan 28 Maret 2015, BTPN di Medan pada 30 Maret 2015 dan BCA di Grobogan Jawa Tengah pada 6 April 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement