REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Kabupaten Sleman akhirnya memiliki Rumah Tempe Indonesia (RTI) yang menjalankan proses produksi higienis. RTI ini adalah yang keempat di dalam negeri, setelah sebelumnya telah dibangun di Bogor, Jakarta, dan Gunung Kidul.
"Rencananya nanti yang kelima akan dibangun di Kulon Progo," tutur Ketua Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Sleman, Yulianto, Kamis (26/3).
Pabrik tempe yang berlokasi di Krandon, Sidomoyo, Godean itu masih merupakan uji coba. Karenanya kapasitas produksinya saat ini hanya 30 Kg per hari. Namun begitu, Yulianto menyampaikan bahwa kedepannya produksi tempe RTI akan ditingkatkan. Aktivitas pembuatan tempe sendiri memang berlangsung dengan prosedur yang sangat menjaga kebersihan. Sehingga tempe yang dihasilkan memiliki keunggulan tersendiri.
Diantaranya tidak mudah menyebabkan minyak menjadi keruh. Rasanya pun lebih enak jika dibandingkan tempe biasa. Selain itu RTI pun memproduksi bajigur tempe yang cukup enak untuk diminum. Yulianto menargetkan hasil produksi RTI bisa dipasarkan di minimarket. "Segmennya untuk kalangan menengah ke atas," ujarnya.
Harga satu tempe RTI adalah tiga ribu rupiah, sebesar tempe ukuran biasa. Kedelai yang digunakan sebagai bahan baku masih impor. Namun begitu Primkopti tetap mengakomodir pengrajin lain dengan memberdayakan pengrajin berusia lanjut sebagai penyalur tempe.