Rabu 25 Mar 2015 01:36 WIB

Pengamat Nilai Dwelling Time Pelabuhan Indonesia Masih Lama

According to Indonesian Logistics and Forwarders Association (ALFI), dwelling time in Tanjung Priot Port is among the worst with 8,7 days process. While in Thailand the dwelling process takes five days, followed by Malaysia (for days), Australia (three day
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
According to Indonesian Logistics and Forwarders Association (ALFI), dwelling time in Tanjung Priot Port is among the worst with 8,7 days process. While in Thailand the dwelling process takes five days, followed by Malaysia (for days), Australia (three day

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan rata-rata "dwelling time" pelabuhan di Indonesia mencapai delapan hari atau lebih lama dibanding dengan negara-negara ASEAN lainnya.

"Dwelling time di pelabuhan Indonesia masih sangat lama, sampai delapan hari, Thailand dan Malaysia saja hanya lima dan empat hari," kata Ahmad di Jakarta, Selasa (25/3).

Ia menyebutkan negara ASEAN yang memiliki dwelling time tercepat adalah Singapura yang hanya satu hari.

Dwelling time merupakan waktu yang dibutuhkan sejak kontainer dibongkar dari kapal sampai dengan keluar dari kawasan pelabuhan.

Menurut Ahmad Heri, dengan lamanya waktu bongkar muat di pelabuhan tersebut maka akan berimbas pada meningkatnya harga barang atau komoditas yang diangkut melalui jalur laut. "Selain itu, dengan lamanya proses barang hingga keluar dari pelabuhan, akan berdampak juga pada aktivitas perekonomian karena prosesnya yang lama," kata Ahmad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement