Selasa 24 Mar 2015 22:34 WIB

Bukan Karena Mesin Cetak Uang Rusak, Ini Penyebab Rupiah Melemah

Rep: C26/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Pedagang membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3).  (Antara/Yusuf Nugroho)
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Pedagang membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3). (Antara/Yusuf Nugroho)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meningkatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berdampak pada pelemahan mata uang Indonesia ini. Pengamat pasar uang, Farial Anwar mengatakan melemahnya rupiah dikarenakan faktor eksternal dan internal.

"Melemahnya rupiah karena mengalami tekanan dari faktor eksternal dan internal," kata Farial kepada ROL, Selasa (24/3).

Ia mengatakan Amerika akan menaikan tingkat suku bunganya. Menyusul kondisi ekonomi yang relatif membaik. Selain itu, angka pengangguran semakin menurun dan inflasi yang semakin meningkat.

Hal itu dikatakannya berakibat Amerika Serikat menghentikan kebijakan menggelontorkan dolar AS di pasar. Pasokan mata uang Amerika itu pun berkurang. Kebijakan ini ditambah dengan kenaikan suku bunga yang menyebabkan dolar menguat ke seluruh mata uang di dunia termasuk rupiah.

 

Sementara itu dari dalam negeri, ia menyebutkan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit. Hal ini  berakibat tekanan pada nilai tukar rupiah.

Menurutnya permintaan dolar AS jauh lebih besar dari ketersediaannya di bank. Kondisi ini karena impor jauh lebih besar dari ekspor sehingga pembelian dolar AS meningkat. Devisa ekspor pun tidak masuk ke dalam negeri. Alhasil permintaan jauh lebih besar dari penjualan mata uang Amerika itu.

Dua hal itu disebut Farial menjadi masalah utama pelemahan rupiah. Ia sekaligus membantah pernyataan Anggota DPR Fraksi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad sebelumnya. Sufmi mengatakan kerusakan mesin cetak uang mengakibatkan pelemahan Rupiah karena pasokannya menurun ke Bank Indonesia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement