REPUBLIKA.CO.ID, cJAKARTA -- Melemahnya nilai tukar rupiah terus menjadi perbincangan di dalam negeri, saat ini rupiah menembus level Rp 13.000 per dolar AS , atau melonjak tinggi dari perkiraan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP-2015) sebesar Rp 12.500 per dolar AS.
Berbeda dengan kebanyakan, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) menilai melemahnya nilai tukar rupiah dapat menjadi momentum yang tepat bagi pemerintah Indonesia untuk melindungi daya saing pengusaha pribumi.
“Pelemahan rupiah sangat mungkin menjadi momentum tepat untuk meningkatkan daya saing pengusaha pribumi, sekaligus meningkatkan nilai perdagangan Indonesia,” ujar Ketua Bidang Perdagangan HIPPI Hardini Puspasari dalam siaran persnya yang diterima Republika, Senin (23/3).
Ia mengatakan, momentum tepat itu terbentuk jika pengusaha pribumi mampu meningkatkan kapasitas produksinya bagi kebutuhan masyarakat di dalam negeri dan untuk ekspor. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat domestik tercukupi dan berpotensi memangkas impor kebutuhan masyarakat pada sektor usaha anggota HIPPI.
“Karena itu, peran pemerintah melindungi pengusaha pribumi sangat diharapkan. Agar menciptakan berbagai regulasi yang dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan pengusaha pribumi handal,” sambungnya.