Ahad 22 Mar 2015 19:27 WIB

Analis: Dunia Sedang Perang Mata Uang

Rep: Elba Damhuri/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas menghitung mata uang Dolar AS di jasa penukaran mata uang, Jakarta,Kamis (18/9). (Prayogi/Republika)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung mata uang Dolar AS di jasa penukaran mata uang, Jakarta,Kamis (18/9). (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Mata uang Swedia, krona, melemah atas dolar AS dalam 16 bulan terakhir ini menyusul pemotongan suku bunga oleh bank sentral setempat. Bank Sentral Swedia, Riksbanken, terus memompa ekonomi dengan membeli surat utang pemerintah sebesar 30 miliar krona untuk menggairahkan ekonomi.

Krona melemah 1,5 persen menjadi 9,3450 terhadap euro dan jatuh 1,4 persen menjadi 8,8062 terhadap dolar AS. Krona juga menyentuh 8,8275 per dolar AS yang merupakan terlemah sejak 2009.

"Ini benar-benar perang mata uang," kata Thomas Harr, analis di Danske Bank, Kopenhagen, akhir pekan lalu.

Menurut Thomas, bank-bank sentral termasuk Riksbanken, tidak ingin mata uang mereka menguat. Para bank sentral ini memerangi deflasi selama bertahun-tahun dan mereka tidak ingin sukses ini terganjal dengan menguatnya mata uang.

Thomas menegaskan bank-bank sentral ingin memenangkan pertempuran yang sudah mereka lakoni sejak lama. Mereka tidak bisa terima kondisi ini terancam hanya karena mereka tidak melakukan pelemahan mata uang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement