Ahad 22 Mar 2015 08:41 WIB

Gubernur BOJ: Deflasi Sungguh Menantang

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Winda Destiana Putri
Deflasi (ilustrasi)
Deflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bank Sentral Jepang (BOJ) menyampaikan perjuangan keluar dari deflasi dua tahun ini sungguh menantang. Tapi, jadi contoh juga untuk bank sentral lain.

Pernyataan tak biasa Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda menunjukkan persoalan serius yang coba diatasi BOJ dan pemerintahan yang dipimpin Shinzo Abe lewat sejumlah kebijakan kelonggaran moneter.

Sejak pertama dilakukan pada 2013, kebijakan yang disebut Abenomics ini menyeret yen turun dan menimbulkan keraguan. Meski BOJ dan pemerintah terus menggaungkan optimisme mereka.

20 bulan ini, kata Kuroda, pergerakan menuju inflasi positif. Tapi pola pikir deflasi masih belum berubah.

"Kami punya semua perangkat, tapi melawan deflasi memang sungguh menantang," kata Kuroda, seperti dikutip AFP, Ahad (22/3).

Deflasi bisa jadi terdengar bagus bagi konsumen karena harga barang murah. Di sisi lain, produsen terpukul, tak bisa ekspansi dan sedikit menyerap tenaga kerja, ini kabar buruk bagi perekonomian.

Rencana stimulus BOJ dengan membeli aset negara 80 triliun yen per tahun, ditujukan mengubah psikologi ekonomi Jepang. Pertumbuhan sedikit terlihat sebelum dihantam kenaikan pajak yang melemahkan daya beli dan menarik Jepang pada resesi.

Kekhawatiran kembali muncul saat beberapa waktu lalu pemerintah berencana menaikkan harga energi agar bisa masuk zona inflasi nol. Ini menimbulkan dugaan BOJ akan meluaskan keringanan moneter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement