Jumat 13 Mar 2015 17:38 WIB

Tiga Bulan, Rupiah Melorot 6 Persen

Rep: c87/ Red: Dwi Murdaningsih
 Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) meninggalkan ruangan usai mengikuti rakor di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).   (Antara/Wahyu Putro)
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) meninggalkan ruangan usai mengikuti rakor di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). (Antara/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat depresiasi rupiah terhadap dolar AS mencapai 6 persen year to date. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp 13.191 pada Jumat (13/3) atau melemah 15 poin dibandingkan Kamis (12/3) yang berada di posisi Rp 13.176 per dolar AS. 

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, sepanjang 2014 depresiasi rupiah terhadap dolar AS tercatat sebesar 1,8 persen. Menurutnya, jika lihat dalam konteks itu rupiah tidak terlalu mengkhawatirkan karena tren dunia terjadi penguatan dolar terhadap hampir semua mata uang.

Agus mencontohkan, depresiasi mata uang Brasil pada 2014 sebesar 12,5 persen, dan 2015 year to date mencapai 17 persen terhadap dolar AS. Sedangkan mata uang Turki sepanjang 2014 mengalami depresiasi 8 persen terhadap dolar AS, dan pada 2015 year to date depresiasi 12 persen.  Dibandingkan dengan mata uang Malaysia, lanjutnya, tahun lalu terdepresiasi 6 persen, dan sekarang 6 persen year to date. "Jadi dibanding itu Indonesia tidak terlalu buruk," kata Agus di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/3). 

Agus menuturkan depresiasi mata uang secara umum karena ada perkuatan dolar AS. Selain itu, ada kecenderungan fed fund rate akan dinaikkan. Diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga pada Juni-Juli yang semula 0,25 persen akan dinaikkan antara 50-100 basis poin. Kemudian, pada 2016 diperkirakan suku bunga AS mencapai 2,5 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement