Jumat 13 Mar 2015 19:03 WIB

Wapres Jamin Situasi Politik tak Pengaruhi Bisnis

Rupiah Semakin Melemah: Teller menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rupiah Semakin Melemah: Teller menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menjamin situasi politik di Indonesia sangat baik bagi para pebisnis yang ingin menanamkan investasinya di berbagai daerah di Tanah Air.

"Kami menjamin situasi politik di Indonesia sangat baik dibandingkan negara lain," kata Jusuf Kalla, seusai pertemuan dengan sejumlah pimpinan perusahaan Jepang di Tokyo, Jumat (13/3).

Beberapa pertemuan Wapres tersebut dihadiri oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin, Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, dan Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi.

Sedangkan sejumlah pimpinan perusahaan besar Jepang yang ditemui antara lain Chairman Inpex Corporation Naoki Kuroda, President Repsentative Director Tokyo Gas Michiaki Hirose, dan Executive Vice President Mitsui Shintaro Ambe.

Menurut Wapres, berbagai perusahaan Jepang tersebut juga meminta jaminan agar investasi yang mereka lakukan di Indonesia dapat kontinuitas atau berkesinambungan.

Pemerintah, ujar dia, juga telah berencana membangun 35.000 megawatt karena selama ini terkesan pembangunan pembangkit tenaga listrik masih "telat" untuk dibangun di berbagai daerah.

JK juga berpendapat, dengan penguatan dolar terhadap beberapa mata uang, bahkan dampaknya lebih kuat terhadap yen dibandingkan dengan rupiah, sehingga pebisnis Jepang dinilai bisa berinvestasi atau membeli yang lebih banyak di Indonesia.

"Sekarang investasi Indonesia lebih murah, jadi mereka (pengusaha perusahaan-perusahaan Jepang) lebih banyak yang masuk," tuturnya.

Sebagaimana diberitakan, merosotnya nilai tukar rupiah hingga menembus kisaran Rp13.200 per dolar AS dinilai masih pada batas yang wajar karena dapat memberikan keuntungan bagi para eksportir di sisi lain, juga menjadi momentum untuk mendorong peningkatkan investasi di dalam negeri.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement