Kamis 12 Mar 2015 15:03 WIB

Baru 8 Sistem Kelistrikan di Indonesia yang Aman

Rep: C85/ Red: Satya Festiani
Petugas PLTU memeriksa kondisi pembangkit listrik.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas PLTU memeriksa kondisi pembangkit listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak salah memang kalau dibilang Indonesia belum sepenuhnya "aman" dalam hal keterpenuhan energi listrik. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Jarman menyebutkan bahwa dari 22 sistem kelistrikan di seluruh Indonesia, baru 8 sistem yang aman, termasuk sistem kelistrikan Jawa. "Aman" di sini, kata Jarman, adalah adanya cadangan listrik sebesar 30 persen dari saya yang sudah ada.

"Memang harusnya begitu, sistem ketenagalistrikan harus ada cadangan 30 persen, sehingga kalau ada overhaul, sistem tetap andal. Ini yang harus kita buat, terutama di luar Jawa sistemnya bisa 30 persen," jelas Jarman, Kamis (12/3).

Besaran cadangan di setiap sistem sendiri, lanjut Jarman, bervariasi tergantung kebutuhan masing-masing sistem. Selain sistem kelistrikan Jawa, Jarman menyebut sistem lain yang "aman" adalah Batam, Sulawesi, Kalimantan Timur, dan empat sistem lainnya. Artinya, 14 sistem lain di Indonesia masih belum memiliki cadangan listrik sebesar 30 persen atau tidak memiliki cadangan listrik, atau lebih parah lagi, defisit tenaga listrik.

Jarman mengatakan, seiring dengan target 35 ribu megawatt tenaga listrik pada 2019 nanti, pemerintah menargetkan untuk penambahan cadangan di semua sistem kelistrikan yang ada di Indonesia.

"Nanti dengan banyaknya proyek yang masuk, harapannya cadangan terpenuhi. Kapan? lebih cepat lebih baik," ujar Jarman.

Mengenai target 35 ribu megawatt sendiri, Jarman sendiri merasa optimis. Dia menambahkan, latar belakang penargetan angka 35 ribu mW berdasarkan perencanaan untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen. Apabila target 35 ribu mW tidak tercapai, Jarman menilai pertumbuhan ekonomi akan tertekan.

"Kalau ditanya optimis atau tidak, begini, 5 tahun belakangan terakhir  kita bisa bangun pembangkit 17,5 GW. Per tahunnya 3,5G W. Kita sekarang menghadapi pertumbuhan ekonomi jadi didobel," ujarnya.

Khusus untuk di Pulau Jawa, Jarman mengaku cadangan tenaga listrik sudah aman dengan adanya cadangan 25 hingga 30 persen. Terlebih, lanjut Jarman, proyek Adipala akan menyumbang tambahan 600 megawatt.

"Cilacap ekspansi masuk, Banten 600 MW tahun depan. Semua akan maintenance. Termasuk 2018 akhir itu Batang harus masuk, kalau enggak ada masalah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement