REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih bertahan di atas Rp 13 ribu. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, kurs referensi rupiah berada di level Rp 13.059 per dolar AS pada Selasa (10/3), melemah 12 poin dibandingkan Senin (9/3) di level Rp 13.047 per dolar AS.
Sementara, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir Februari 2015 tercatat sebesar 115,5 miliar dolar AS. Cadev sedikit meningkat dibandingkan posisi akhir Januari sebesar 114,2 miliar dolar AS. Bank Indonesia menilai posisi cadangan devisa dapat membiayai 7,0-6,8 bulan impor dan pembiayaan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, Bank Indonesia akan terus memastikan nilai tukar bergerak stabil sesuai fundamental.
“Kalau ada pelemahan tidak menimbulkan panik. Dua tiga minggu terakhir terjadi tekanan berlebih, BI tidak segan-segan melakukan intervensi di valas, untuk memastikan penyesuaian nilai tukar dilakukan secara gradual,” kata Perry dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa (10/3).
Menurutnya, ada beberapa dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi dan ekspor. Setiap 1 persen pelemahan nilai tukar rupiah, kata Perry, akan meningkatkan inflasi sebesar 0,07 persen. Sehingga dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi dinilai tidak terlalu besar. Bank Indonesia optimistis inflasi 2015 akan sesuai target yakni 4 plus minus 1 persen.
Di samping itu, pelemahan rupiah bisa mendorong ekspor dan mengurangi impor khususnya konsumsi. “Pelemahan rupiah membantu perbaikan defisit transaksi berjalan (CAD), CAD non migas mengalami perbaikan termasuk ekspor manufaktur,” ujarnya.