REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan) melihat adanya komunikasi yang baik dan intens yang mesti dibangun antara pemerintah dengan asosiasi pengusaha ternak ayam lokal. Hal tersebut menanggapi kabar bangkrutnya 3.600 peternak ayam lokal sebagaimana disampaikan Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) belum lama ini.
"Komunikasi khususnya dalam mengatur supply and demand," kata Sekjen Hari Priyono pada Selasa (10/3). Jangan sampai, kata dia, terjadi produksi yang berlebih dalam produksi ayam potong lokal maupun ras, agar harga tidak jatuh karena over supply.
Ditanya soal langkah yang dilakukan kementan sebagai solusinya, ia menyebut ada paket bantuan yang diberikan kepada peternak. Namun ia tak menyebut secara rinci berikut terobosan-terobosannya. Yang jelas, Hari menyebut konsumen ayam lokal dan ayam ras tidak sama. Keduanya memiliki pangsa pasar masing-masing dan tidak bisa dipersaingkan.
Komunikasi untuk mencari solusi pun perlu dilakuka dalam urusan distribusi. "Kita ini negara kepulauan, jadi diatribusi tidak merata, ada yang sudah panen tapi belum bergerak karena terhambat produkai, ada yang lancar-lancar saja," turutnya. Terdapat pula perbedaan ongkos distribusi antara kawasan satu dan yang lain. Makanya, penting bagi Kementan untuk mengkaji permasalaha tersebut.