Senin 09 Mar 2015 15:46 WIB

Ribuan Peternak Ayam Lokal Bangkrut, Kenapa?

Rep: C78/ Red: Satya Festiani
Pedagang ayam menunjukan ayam dagangannya di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (21/1).  ( Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pedagang ayam menunjukan ayam dagangannya di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (21/1). ( Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade M Zulkarnain menyebut, sebanyak 3.600 peternak ayam lokal yang tersebar di Sumatera hingga Sulawesi mengalami kebangkrutan. Hal tersebut terjadi dalam lima bulan terakhir dengan jumlah kerugian mencapai lebih dari Rp 200 Miliar.

"Kondisi ini belum pernah terjadi dalam 11 tahun terakhir, kondisi peternak sebelumnya stabil," kata dia kepada Republika Online pada Senin (9/3). Dikatakannya, para peternak yang merugi kebanyakan merupakan peternak mikro alias peternak rakyat.

Ditanya penyebabnya, ia menyebutkan sejumlah hal di antaranya selisih harga biaya produksi di peternakan dengan harga jual yang semakin jauh. Jika biasanya ayam dijual Rp 36 ribu per kg, maka semenjak 5 bulan terakhir dijual dengan harga Rp 26 ribu per Kg. Meskipun harga sudah diturunkan, lanjut dia, pembelinya tidak ada karena di pasaran terlalu banyak beredar ayam kampung palsu. Yang dimaksud dengan ayam kampun palsu yakni ayam ras yang disilangkan dengan ayam kampung.

"Contoh, ayam kampung palsu yang mengaku ayam kampung dijual dengan harga Rp 22-23 ribu per kg, sementara yang asli itu harganya 36 ribu per kg, akhirnya pedagang memilih yang murah, ujung-ujungnya yang dirugikan konsumen, aturan dia mau ayam kampung, tapi dia dapat yang palsu," tuturnya.

Penyebab kedua yakni adanya kebijakan Pemda DKI Jakarta yang menutup sebagian besar penampungan dan pemotongan ayam terkait dengan perda 4/2007.

Dalam peraturan, kata dia, disebutkan pelarangan perdagangan ayam hidup di Jakarta. Maka, kebangkrutan ribuan peternak ayam lokal menurutnya merupakan puncak ketidakpedulian pemerintah terhadap potensi ternak lokal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement