Senin 09 Mar 2015 10:40 WIB

Demi Rakyat, Jokowi Didesak Buyback Saham PGN

Rep: c 24/ Red: Indah Wulandari
Petugas melakukan pengecekan gas meter jaringan gas rumah tangga Perusahaan Gas Negara (PGN) di kawasan Perumnas Klender, Jakarta, Selasa (25/3).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas melakukan pengecekan gas meter jaringan gas rumah tangga Perusahaan Gas Negara (PGN) di kawasan Perumnas Klender, Jakarta, Selasa (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Jokowi didesak segera membeli kembali (buyback) saham Perusahaan Gas Negara (PGN) secara penuh 100 persen.

"PGN memang 57 persen dimiliki Pertamina, tapi asing sudah mendominasi, yang kita inginkan Jokowi untuk membeli kembali," ujar Ketua Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Besatu (Pekat IB) Jimmy I Rimba, Ahad (8/3).

Ia berharap, saham PGN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus sepenuhnya dimiliki negara. Lantaran PGN merupakan perusahaan strategis yang didirikan bangsa untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

“BUMN dibentuk agar bisa menjadi kontributor bagi APBN,” jelasnya.

Dia mengatakan, PGN merupakan komoditi strategis yang berhubungan dengan urat nadi kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu, PGN tidak serta merta mencari keuntungan semata, tapi harus memperhitungkan kebutuhan kebutuhan masyarakat luas.

Seperti yang terjadi saat ini. Tabung gas 3 kilogram di Kalimantan Barat dan beberapa daerah lain tembus sampai harga Rp 22 ribu hingga Rp 24 ribu.

"Kasihan dengan rakyat kita yang harus menanggung beban, padahal kita punya PGN," ujar dia.

Jimmy mengatakan berdasar dari hasil rilis presentasi di bursa efek Indonesia, 40 persen lebih saham PGN dikuasai asing dan swasta.

Dia mengharapkan kepada pemerintah untuk membeli kembali supaya bisa mendominasi samapi 80 persen lebih. Dia menambahkan, terlebih APBN akan memberikan Rp 75 triliun kepada  BUMN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement